ABC

Sekolah Agama di Sydney Minta Dibolehkan Diskriminasi Guru Gay

Sebanyak 34 kepala sekolah di lingkungan Gereja Anglikan New South Wales Australia meminta pengecualian dari UU Diskriminasi Seks, sehingga mereka dibolehkan memecat guru-guru yang gay.

Permintaan itu disampaikan dalam surat ke sejumlah anggota DPR, dan ditandatangani pimpinan sekolah swasta paling bergengsi di Sydney, termasuk Abbotsleigh, Shore dan The King’s School.

Surat ini juga dikirim ke Perdana Menteri Scott Morrison dan Pemimpin Oposisi Bill Shorten.

Langkah pimpinan sekolah agama ini dilakukan setelah pemerintah mengajukan RUU Diskriminasi Agama untuk melindungi siswa-siswa gay.

RUU tersebut diajukan karena dipicu oleh review terhadap isu perlindungan agama yang dilakukan mantan politisi Partai Liberal Philip Ruddock.

Review itu merekomendasikan perlunya konsistensi aturan yang memungkinkan sekolah agama melakukan diskriminasi terhadap orientasi seksual, identitas gender atau status hubungan seseorang.

Surat para kepala sekolah itu menyebutkan kurangnya bukti bahwa siswa atau pegawai yang gay banyak diberhentikan dari sekolah-sekolah agama.

“Secara umum di sekolah-sekolah agama, masalah yang dihadapi yaitu hak mempekerjakan staf yang mendukung etos sekolah tersebut,” katanya.

Surat ini juga menegaskan bahwa guru bukan sekadar pendidik tetapi juga “mentor berpengaruh” untuk generasi muda.

“Tidak tepat, misalnya, bila seorang guru melemahkan atau meremehkan keyakinan dan ajaran sekolah yang mempekerjakannya,” kata surat itu.

Ditambahkan, permintaan ini wajar bagi sekolah yang mempekerjakan mereka serta bagi orangtua yang memilih sekolah bersangkutan untuk pendidikan anak-anaknya.

Tetap ada pengecualian

Para kepala sekolah di lingkungan Gereja Anglikan juga meminta agar tetap ada pengecualian hingga kebebasan beragama telah dilindungi secara hukum.

“Pengecualian yang ada saat ini dalam UU Diskriminasi Seks 1984, meski kaku, menjadi satu-satunya perlindungan hukum signifikan bagi sekolah dalam mempertahankan etos dan nilai-nilai mereka terkait keyakinan,” katanya.

Hak-hak positif yang lebih umum tentunya jauh lebih baik, katanya, namun sebelum kebebasan beragama dikodifikasi dalam UU, mereka meminta agar pengecualian ini tetap berlaku.

Kepala Sekolah Church of England Grammar School di Sydney, Tim Wright, mempertanyakan perlunya UU baru.

“Seingat saya belum ada murid gay yang dikeluarkan dari sekolah Anglikan, dan belum ada staf gay dipecat dari Sekolah Anglikan,” katanya kepada ABC.

“Saat mewawancarai (calon guru), kami ajukan pertanyaan apakah Anda bisa mendukung etos Kristiani di sekolah,” ujarnya.

Menurut dia, banyak staf di sekolahnya yang tinggal serumah dengan pacar mereka tanpa menikah dan pihaknya tidak mempermasalahkannya.

Sebelum reses parlemen, pemerintah ingin menyusun RUU untuk menghentikan diskriminasi terhadap siswa gay.

Namun oposisi Partai Buruh dan Pemerintah Koalisi tak mencapai kesepakatan sehingga masalah ini ditunda sampai masa sidang berikutnya.

Pemerintah belum memastikan apakah akan mencabut pengecualian diskriminasi guru-guru gay, namun menyatakan prioritas mereka yaitu mengakhiri diskriminasi terhadap siswa gay di sekolah.

Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.