ABC

Sejumlah Politisi Konservatif Australia Siapkan RUU Kebebasan Beragama

Sejumlah politisi Australia dari faksi Pemerintahan Koalisi siap mendukung RUU Pernikahan Sesama Jenis, namun tidak sama dengan RUU yang diharapkan PM Malcolm Turnbull lolos di Parlemen.

Namun, seorang politisi pendukung pernikahan sesama jenis mengecam rencana rekan-rekannya itu, karena menurutnya RUU itu akan lebih “kredibel” jika tidak “diajukan bersamaan secara terburu-buru”.

Informasi yang diperoleh ABC menyatakan kelompok politisi tersebut hampir merampungkan RUU versi mereka, yang menurut mereka mencakup “tambahan perlindungan” bagi apa yang mereka sebut kebebasan beragama.

Anggota DPR Ian Goodenough dari Partai Liberal menyatakan kepada ABC bahwa dia akan mendukung RUU tersebut, yang menurutnya akan diajukan ke Parlemen jika hasil plebisit perkawinan sesama jenis minggu depan dimenangkan pendukung “Yes”.

Dia mengatakan lebih dari 10 anggota DPR “saat ini” akan bergabung dengannya, namun dia tidak mau menjelaskan siapa anggota yang akan mengajukan RUU tersebut.

Kubu Konservatif tidak puas dengan RUU yang diajukan Senator Dean Smith dari Partai Liberal, yang diperkirkan akan digunakan Pemerintah untuk melegalkan pernikahan sesama jenis jika isu tersebut akhirnya masuk dalam voting.

“Saya yakin RUU itu fokus pada upacara pernikahan itu sendiri tapi tidak lebih jauh dari itu,” kata Goodenough.

LibIan Goodenough in ABC TV studio (6 Sept 2017)
Anggota DPR Australia dari Partai Liberal, Ian Goodenough.

ABC News: Matt Roberts

Namun politisi dari faksi pemerintah Warren Entsch, yang turut menyusun RUU versi Senator Smith, mengatakan bahwa RUU alternatif sudah terlambat.

“Hanya karena ada sejumlah kecil individu yang tiba-tiba memutuskan ingin mengajukan RUU Pernikahan Sesama Jenis, yang selama ini mereka tolak, dan kini berharap rakyat Australia percaya bahwa mereka tiba-tiba berkomitmen mewujudkannya. Hal itu bukanlah pandangan Koalisi,” kata Entsch.

RUU versi Senator Smith memungkinkan pasangan sesama jenis menikah, dengan pengecualian sehingga lembaga keagamaan dapat menolak untuk menggelar perkawinan sesama jenis.

Partai Buruh yang beroposisi telah setuju mendukung RUU tersebut jika nantinya diajukan. Senator Penny Wong dari Partai Buruh mengatakan Oposisi tidak akan memperhitungkan “taktik menunda dan menghalangi dari mereka yang telah menentang adanya persamaan”.

“Harap diingat, jika survei itu hasilnya Yes, rakyat Australia tidak lagi akan mentolerir sekelompok anggota parlemen dan senator yang menghalangi progres ini,” kata Senator Wong.

“Jika kelompok No kalah dalam survei itu, mereka harus mengakuinya dan jangan menghalang-halangi,” tambahnya.

Kubu Konservatif khawatir UU tersebut nantinya menjadikan penentang perkawinan sesama jenis sebagai pelanggar hukum jika menyampaikan pandangannya di depan umum.

Badan amal berbasis agama ‘terancam’

ABC memperoleh daftar “poin-poin” kritikan terhadap RUU versi Senator Smith, yang beredar di kelompok politisi penentang RUU tersebut.

Goodenough menjelaskan bahwa RUU alternatif versi kelompok ini memuat perlindungan bagi orangtua dan sekolah yang memiliki pandangan religius yang kuat.

“Membolehkan sekolah-sekolah tersebut mengajar murid mereka mengenai pandangan tradisional tentang pernikahan tanpa harus mengajarkan keseluruhan pandangan tentang pernikahan,” jelasnya.

Goodenough mengatakan RUU tersebut juga mencakup pasal-pasal untuk melindungi badan-badan amal berbasis keagamaan seperti Salvation Army, Anglicare dan St Vincent de Paul dari kemungkinan kehilangan pendanaan.

“Setiap pendanaan pemerintah untuk program-program ini akan terancam,” kata Goodenough.

“Saya kira sejumlah badan amal (luar negeri) mungkin telah kehilangan status badan amal karena inkonsistensi UU Pernikahan. Jadi mereka dihadapkan pada dilema karena harus mengubah konstitusinya, demi mematuhi UU tersebut,” jelasnya.

Entsch mengatakan rakyat Australia ingin permasalahannya ditangani jika plebisit ini dimenangkan kubu Yes.

“Rakyat Australia akan sangat sulit memaafkan jika mayoritas telah mengatakan Yes, lalu ada sekelompok individu yang terus mencoba memanipulasi proses ini atau menemukan cara untuk tidak memberlakukan kehendak rakyat ini,” kata Entsch.

Jika RUU Pernikahan Sesama Jenis versi alternatif itu jadi diajukan ke Parlemen, hal ini dapat semakin memicu permusuhan antara faksi moderat dan konservatif dalam Pemerintahan Koalisi.

Hal itu juga bisa menunda rencana PM Turnbull untuk mengizinkan voting menurut hati nurani setiap anggota (bukan menurut garis partai) sebelum Natal.

Goodenough mengatakan dia tidak ingin proses RUU versi alternatif itu dilakukan terburu-buru. Menurut dia, ada “kemungkinan” RUU itu dapat diajukan ke Senat pekan depan.

“Perlu beberapa minggu untuk membahas puluhan amandemen jika isinya diperdebatkan,” katanya.

“Jadi akan sangat sulit dan menantang untuk mendapatkan jumlah amandemen rinci yang diperlukan sebelum Parlemen bersidang kembali,” katanya.

Namun ABC mendapatkan informasi tokoh-tokoh senior pemerintah telah memperkirakan tantangan ini, dan siap untuk menghadapinya.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.