ABC

Sejak PD I, Misteri Cerutu di Kapal Jerman di Melbourne Belum Terpecahkan

Misteri mengenai hilangnya ratusan cerutu yang dimuat kapal Jerman yang ditahan di Australia dalam era Perang Dunia I hingga hari ini belum juga terpecahkan. Kapal Jerman bernama Pfalz itu sedianya meninggalkan Melbourne namun ditahan menyusul pecahnya perang di Eropa.

Tentara Australia yang berada di Benteng Nepean di Negara Bagian Victoria saat itu melepaskan tembakan ke arah kapal Pfalz pada 5 Agustus 1914, selang beberapa jam setelah Inggris menyatakan perang dengan Jerman di Eropa.

Kapal Pfalz langsung ditahan dan dijadikan rampasan perang, sementara krunya dikirim ke kamp tahanan perang.

Saat itu diputuskan juga bahwa muatan kapal akan dikirimkan ke alamat yang dituju, namun dokumen-dokumen dari era itu menunjukkan ratusan cerutu eropa hilang dari kapal tersebut.

Archival document Laporan petugas beacukai kepada pihak Angkatan Laut mengenai penyitaan kapal berbendera Jerman, the Pfalz. (Supplied: National Archives of Australia)

Sudah sejak beberapa hari sebelum kejadian itu, prajurit cadangan Angkatan Laut telah ditempatkan di Benteng Nepean mengantisipasi pecahnya perang di Eropa.

Menurut sejarawan Keith Quinton, kapal Pfalz sebenarnya telah angkat jangkar dan meninggalkan Pelabuhan Melbourne saat pernyataan perang diumumkan.

Kapal itu tidak berhenti meskipun sudah diperingatkan, sehingga memaksa prajurit melepaskan tembakan peringatan.

Dokumen resmi yang disimpan dan Arsip Nasional australia menunjukkan, kapal itu berbobot 6.569,5 ton dan brlayar dengan kecepatan 13 knots.

Menurut Quinton, prajurit AL kemudian naik ke kapal itu dan membawanya ke Pelabuhan Williamstown.

Archival document Surat dari era PD I yang menunjukkan kesimpangsiuran siapa yang bertanggung jawab atas para pelaut Jerman yang ditahan di Melbourne. (Supplied: National Archives of Australia)

 

Sebuah kapal Jemarn lainnya, the Hobart, juga ditahan setelah kejadian itu.

Dokumen yang ada menggambarkan terjadinya kesimpangsiuran mengenai siapa yang akan bertanggung jawab terhadap nasib pelaut-pelaut Jerman yang ditahan.

Menurut Quinton, pelaut tersebut kemudian dibebaskan dengan syarat harus melapor ke pihak berwajib sekali seminggu.

Pada tahun 1915, mereka kemudian dipindahkan ke kamp tawanan yang ada di Australia bersama dengan orang Jerman lainya.

Adapun mengenai muatan cerutu tersebut, surat-menyurat antara pihak beacukai dan AL menunjukkan adanya seorang pria bernama Alfred Schlegel yang mengaku sebagai pemilik cerutu empat tahun setelah kejadian.

Namun menurut Quinton, ada kemungkinan cerutu-cerutu tersebut telah "dinikmati" oleh prajurit dan petugas Australia yang menahan kapal Pfalz.

"Dugaan saya, mungkin cerutu itu sudah dinikmati sejumlah orang yang naik ke kapal itu," katanya.

Namun, sampai kini, belum ada yang bisa memecahkan misteri hilangnya cerutu-cerutu tersebut.

Archival document Surat dari pihak AL kepada beacukai mengenai misteri cerutu yang dimuat kapal Jerman Pfalz. (Supplied: National Archives of Australia)