ABC

Masih Ada Harapan untuk Mencari MH370

Para ahli dan peneliti bersikeras melanjutkan pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370. Berdasarkan data baru dan hasil analisa yang diungkap Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB), kali ini pencarian akan fokus pada wilayah ‘busur ke-7’ di Samudera Hindia.

ATSB mengatakan, daerah di lepas pantai Australia Barat itu adalah tempat yang diyakini sebagai titik terakhir pesawat ketika telah kehabisan pasokan bahan bakar dan turun.

Wilayah busur itu juga merupakan daerah dimana kontak satelit terakhir terjadi dengan pesawat.

"Kesimpulannya, pesawat tidak mungkin lebih jauh dari 20 mil laut (38 kilometer) di sebelah barat atau 30 mil laut (55km) di sebelah timur busur ke-7," kata ATSB.

ATSB juga mengungkap, area pencarian di bawah laut kemungkinan akan berkurang dalam beberapa minggu mendatang, menjadi seluas 60.000 kilometer persegi saja.

Awal bulan ini terungkap bahwa bunyi akustik sempat terdengar dan diduga berasal dari kotak hitam pesawat. Namun ternyata temuan itu tak ada kaitannya dengan MH-370.

Bunyi tersebut sempat memicu pencarian seluas 4,64 juta kilometer persegi  yang kembali melibatkan tim multinasional, tapi nyatanya tak ada tanda-tanda ditemukannya reruntuhan pesawat yang hilang.

Tim pencarian lantas menyimpulkan bahwa bunyi akustik tersebut kemungkinan berasal dari salah satu kapal pencari.

Pada 1 Juni, Badan Pusat Koordinasi Bersama (JACC) mengatakan, pencarian bawah laut berikutnya akan “Dimulai pada bulan Agustus dan berlangsung hingga 12 bulan".

Pemerintah Federal telah menyiapkan dana sebesar 60 juta dolar untuk membayar kontraktor swasta guna melakukan pencarian ini.

Sementara itu, peneliti dari Curtin University menyebut, mereka masih tidak tahu apakah sinyal yang ditangkap oleh perekam suara lepas pantai berasal dari suara pesawat yang menghantam Samudera Hindia.

Pusat Ilmu Kelautan dan Teknologi Curtin University memantau sejumlah perekam suara bawah laut dengan hidrofon di sekitar pantai Australia.

Ketika data satelit menunjukkan bahwa pesawat Malaysia Airlines yang hilang menuju ke selatan Samudra Hindia, para peneliti kemudian mengambil perekam akustik yang berada 400 meter di bawah laut Canyon Perth, sekitar 40 kilometer sebelah barat pulau Rottnest.

Alec Duncan dari Pusat Kelautan tersebut mengatakan, perekam akustik telah menangkap sinyal pada tanggal 8 Maret yang bisa saja berasal dari MH370.