ABC

Sebelas Anak Pengungsi Diterbangkan Dari Nauru Berobat Ke Australia

Pejabat Angkatan Perbatasan Australia mengungkapkan 11 orang pengungsi anak telah dipindahkan dari Nauru hari ini Senin (22/10/2018) untuk menjalani pengobatan di Australia, sementara 52 anak lainnya yang masih dibawah umur masih tersisa di pulau di Pasifik itu.

Otoritas Angkatan Perbatasan Australia mengubah jumlah anak yang mendapat pertolongan medis menjadi 11 orang setelah awalnya mengatakan sebanyak 16 orang.

Kabar ini disampaikan bersamaan dengan langkah Partai Hijau Federal yang mengungkapkan kesepakatan kompromi yang memungkinkan keluarga pencari suaka untuk dimukimkan kembali di Selandia Baru bersama keluarga mereka.

Pemerintah Federal sebelumnya telah mengindikasikan bahwa mereka dapat menerima tawaran Selandia Baru untuk menampung hingga 150 orang pengungsi, tetapi itu hanya dimungkinkan jika undang-undang mengenai kesepakatan itu berhasil lolos di Parlemen sehingga bisa memastikan orang yang dikirim ke tahanan lepas pantai tidak akan pernah dapat melakukan perjalanan ke Australia lagi.

Sekretaris Menteri Dalam Negeri Australia, Michael Pezzullo mengatakan bahwa undang-undang yang telah ada di Parlemen Federal sejak 2016, akan menutup “pintu belakang” untuk menghalangi kedatangan pencari suaka dengan kapal lebih lanjut.

Menurut angka terbaru, ada 652 orang di Nauru, dengan 541 digolongkan sebagai pengungsi dan 23 sebagai pencari suaka yang gagal. Status 88 lainnya belum ditentukan.

Amerika Serikat telah menerima 276 orang sebagai bagian dari kesepakatan pemukiman kembali dan menolak 148 tambahan.

Ada tekanan yang semakin besar dari wakil pemerintah di parlemen crossbench agar Pemerintah menerima tawaran Selandia Baru, dimana calon anggota parlemen independen Kerryn Phelps yang akan menempati kursi anggota parlemen dalam waktu dekat menyebut masalah ini sebagai prioritas pertamanya.

Sementara Partai Hijau saat ini bersikap terbuka untuk mempertimbangkan larangan melakukan perjalanan kembali ke Australia bagi pencari suaka, tetapi hanya jika seluruh anak telah dibawa lebih dahulu ke daratan Australia untuk menjalani perawatan medis, dan pembatasan hanya diterapkan pada pengungsi dan pencari suaka yang dikirim ke Selandia Baru.

“Kita perlu mengesampingkan politik dan menjaga anak-anak ini, yang sedang trauma dan mengalami kekerasansekarang,” kata pemimpin Richard Di Natale kepada ABC.

“Jika pemukiman yang akan dilakukan setelahnya itu berarti pemukiman kembali di Selandia Baru dengan pembatasan terbatas, hanya pada kelompok itu, itu sesuatu yang akan kami pertimbangkan.

“Apa yang tidak akan kita pertimbangkan adalah meletakkan larangan atau pembatasan pada orang-orang yang telah ditinggalkan.”

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.