ABC

Sebagian Besar Warga Australia Lihat atau Alami Homofobia dalam Olahraga

Sebuah studi mengungkap bahwa sekitar 80% warga Australia telah melihat atau mengalami homofobia (bersikap negatif terhadap mereka yang diidentifikasi sebagai gay atau lesbian) dalam olahraga.

Studi itu juga menemukan bahwa 27% dari laki-laki gay Australia dan 17% lesbian di sana telah menerima ancaman verbal yang berbahaya.

"Sayangnya, tak peduli apa negaranya, ada prevalensi yang sangat signifikan dari homofobia dalam olahraga," ujar Erik Denison, juru bicara tim rugby ‘Sydney Convicts’.

"Australia harus bangga atas kenyataan bahwa kami memiliki tingkat partisipasi tertinggi, di antara negara berbahasa Inggris, dalam olahraga untuk gay dan lesbian,” jelasnya.

Homofobia dalam olahraga dapat melibatkan serangan fisik, pelecehan, ancaman kekerasan dan intimidasi dari waktu ke waktu.

Alex Blackwell mengatakan, ungkapan seperti ‘itu gay banget’ tak sepenuhnya tergolong homophobia tapi bisa dipersepsikan serupa.

Lebih dari 3.000 warga Australia berpartisipasi dalam survey ini.

Ada juga perbedaan tingkat homophobia dalam olahraga di antara pria dan perempuan.

Laki-laki gay lebih cenderung mengalami diskriminasi, dengan 34% laki-laki gay dan 19% lesbian mengatakan mereka telah menjadi korban ‘bullying’ dalam olahraga selama periode tertentu.

"Ini menjadi semacam budaya pria jantan, dan terutama dengan laki-laki gay, berusaha masuk ke komunitas itu akan menjadi tantangan,” ungkap Erik.

Ia menyambung, "Pelatih, guru olahraga benar-benar perlu untuk mengatakan tidak, homofobia tak dapat diterima dan para atlet harus mengatakan 'Saya seorang teman, saya akan mendukungmu'."

Para atlet berpartisipasi dalam festival ‘Mardi Gras’

Penelitian ini bertepatan dengan parade Mardi Gras yang berlangsung akhir pekan ini di Sydney, dengan beberapa aksi terkemuka didedikasikan untuk memerangi homofobia dalam olahraga.

Tiga aksi pertama dalam parade tahun ini berpusat pada keberhasilan atlet gay elit, komitmen organisasi olahraga Australia untuk lingkungan olahraga yang lebih beragam dan inklusif, dan keberhasilan klub ‘Sydney Convicts’, yang tahun lalu memenangi Piala Bingham, piala dunia rugby bagi kaum gay.

Para atlet yang ambil bagian dalam parade ini termasuk atlet Olimpiade, Daniel Kowalski, Jai Wallace dan Matthew Mitcham, pemain ‘Sydney Swans’ yakni Nick Smith, Mike Pike dan Heath Grundy, pemain liga rugby nasional Australia yakni Paul Langmack, pemain kriket nasional Australia Alex Blackwell dan rekan setimnya Ellyse Perry.

"Pertarungan melawan diskriminasi dalam olahraga ini merupakan bagian dari perjuangan hak-hak sipil yang telah dilakukan Mardi Gras Sydney di Australia selama 37 tahun," kata Ignatius Jones, konsultan kreatif senior Mardi Gras.

"Selama satu gay atau satu lesbian takut untuk bermain olahraga, salah satu prestasi Australia, karena takut dikecam, Mardi Gras memiliki tujuan," tambahnya.