ABC

Sebagai Konsumen Terbesar, Anak Muda Justru Dukung Pajak Tambahan Minuman Ringan

Mayoritas generasi muda Australia mendukung pajak tambahan atas minuman ringan berkadar gula. Padahal, mereka sebenarnya merupakan konsumen terbesar minuman tersebut.

Hal ini terungkap dalam studi yang diterbitkan Deakin University hari Jumat (14/12/2018).

Laporan itu menyebut mayoritas responden berusia 18-30 tahun mendukung pajak tambahan dan bersedia mengkonsumsi lebih sedikit minuman ringan yang manis.

Mereka mengatakan akan lebih banyak minum air putih jika pajak itu diberlakukan.

Brendan Yanada dan Tom Richardson dari Deakin School of Medicine meneliti 1.793 orang generasi muda dari Geelong di negara bagian Victoria.

Mereka menemukan 48 persen mendukung pajak secara langsung. Namun jumlah meningkat jadi 72 persen ketika disebutkan pajak itu nantinya digunakan mendanai fasilitas olahraga.

Persentasenya kemudian meningkat lagi menjadi 74 persen jika uang pajak itu akan digunakan mensubsidi buah-buahan dan sayuran.

“Yang penting di sini adalah orang-orang mengetahui bagaimana pemerintah membelanjakan penerimaan pajak dari minuman ringan berkadar gula.”

Berapa harganya?

Pajak yang diusulkan oleh penelitian ini adalah 40 sen atau sekitar Rp 4.000 per 100 gram kadar gula dalam minuman ringan manis.

Jenis minuman yang masuk dalam kategori ini adalah minuman yang diberi tambahan gula, termasuk minuman ringan non-diet, minuman buah seperti jus, minuman energi dan olahraga.

Dari sisi dompet Anda, pajak akan berdampak dengan kenaikan harga minuman sebesar 15 sen atau sekitar Rp 1.500 untuk kemasan dalam kaleng atau 80 sen atau Rp 8.000 untuk kemasan botol dua liter.

“Pada dasarnya makin banyak gulanya, makin naik harganya,” jelas Brendan.

Studi tersebut menemukan 53 persen orang akan mengurangi konsumsi minuman ringan, jika pajak diberlakukan.

“Gender tidak memiliki perbedaan dalam dukungan terhadap pajak, tidak juga berat badan atau status sosial ekonomi dan antisipasi konsumsi. Ini menunjukkan bahwa pendapat ini relatif konsisten di antara anak-anak Australia,” kata Tom, penulis penelitian yang lain.

Anak muda dilupakan dalam perdebatan

Brendan termotivasi untuk melakukan penelitian karena ia dan Tom berada dalam kelompok usia yang sama dengan orang yang mereka survei.

“Kami tahu anak muda Australia tidak dilibatkan dalam perdebatan, padahal kami adalah konsumen tertinggi yang kemungkinan besar terpengaruh oleh pajak ini.”

“Belum ada penelitian yang mengeksplorasi kelompok konsumen tertinggi, pandangan dan pendapat mereka tentang pajak, serta dampaknya bagi kebiasaan konsumsi mereka.”

Salah satu tujuan penelitian adalah mendorong diskusi lebih luas soal pajak atas gula dan sejauh ini mendapat dukungan dari Koalisi Advokasi Obesitas.

“Ini menunjukkan adanya dukungan di luar sana, serta untuk mendukung kelompok-kelompok advokasi dalam pengambilan kebijakan,” kata Brendan.

Simak laporannya dalam bahasa Inggris di sini.