ABC

‘Saya Sangat Marah’: Terdakwa Teroris Sayap Kanan Dinyatakan Bersalah di Melbourne

Seorang ekstremis sayap kanan Phillip Michael Galea dinyatakan terbukti bersalah merencanakan serangan teroris terhadap gedung Victoria Trades Hall dan pusat-pusat kelompok sayap kiri lainnya di Melbourne, Australia, tiga tahun lalu.

Terdakwa Teroris Sayap Kanan:

  • Pria asal Melbourne Phillip Michael Galea (35) dinyatakan bersalah oleh juri dalam sidang kasus terorisme
  • Dia terbukti merencanakan serangan pada kaum sayap kiri (leftist) di tiga lokasi
  • Dia juga berusaha merekrut orang untuk menghabisi kaum leftist dan orang Islam

Dalam persidangan di pengadilan hari Kamis (5/12/2019), para juri menyatakan terdakwa bersalah “mempersiapkan atau merencanakan aksi teroris” serta berusaha memfasilitasi tindakan teroris.

Setelah persidangan yang berlangsung lebih dari tujuh minggu, para juri hanya membutuhkan waktu dua hari untuk menentukan putusan.

Dalam persidangan sebelumnya, jaksa penuntut umum (JPU) menyatakan pria berusia 35 tahun ini memiliki peta dan foto lokasi yang menjadi targetnya.

Galea bersikukuh tidak bersalah sepanjang persidangan kasus ini, dan berdalih bahwa buku pedoman tersebut tak lain hanyalah sindiran.

Dia juga mengatakan kepada juri bahwa rencana yang dia bicarakan dengan anggota kelompok sayap kanan lainnya adalah “rencana palsu”.

Sebab, katanya, dia bermaksud untuk mengungkap informan polisi yang dia yakini telah menyusupi kelompok sayap kanan.

Tapi ketika para juri meninggalkan ruang sidang, terdakwa melontarkan pernyataan bahwa “Kalian tidak mendapatkan semua fakta yang ada”.

Sidang vonis telah dijadwalkan pada 23 Maret tahun depan yang akan dipimpin Hakim Elizabeth Hollingworth.

Pembela: polisi terlalu membesar-besarkan

Dalam persidangan terungkap bahwa target Galea termasuk gedung Trades Hall, Melbourne Anarchist Club, serta Resistance Centre.

Dia mengambil foto-foto dan video di berbagai lokasi dan mengumpulkan peta.

Dokumen yang disita pada tahun 2016 dari komputer di rumahnya termasuk buku pedoman, yang menurut JPU, merupakan manifesto untuk mendorong orang mengambil tindakan terhadap kelompok kaum kiri dan orang Islam.

A bearded man stands next to a bicycle.
Terdakwa Philip Galea berdalih hanya ingin mengungkap informan polisi yang dia sebut telah menyusup ke kelompok sayap kanan Reclaim Australia.

Facebook

Diungkapkan dalam persidangan bahwa terdakwa menggunakan internet untuk meneliti bahan-bahan dan metode membuat bom asap.

Polisi menemukan merkuri, produk peternakan dan bahan-bahan lain di kediaman terdakwa di daerah Braybrook, sebelah barat Melbourne.

Dalam pembelaannya minggu lalu, pengacara terdakwa Felicity Gerry mengatakan kepada juri bahwa “polisi mencoba membesar-besarkan hal kecil”.

Dalam pembelaannya sendiri, terdakwa Galea berulang kali menyakinkan para juri bahwa dia tidak bermaksud menyakiti orang atau merusak suatu bangunan.

Dia berdalih, hanya berusaha menemukan lokasi kelompok sayap kiri yang telah membakar bendera Australia. Tujuannya, katanya, untuk “mengekspos” mereka.

Dia juga berdalih bahwa bukti tentang rencana yang ditemukan polisi itu “palsu” belaka.

A bearded man wears a black jacket.
Terdakwa teroris sayap kanan Phillip Michael Galea akan divonis pada Maret tahun depan.

AAP

Terdakwa mengatakan rencana itu dirancang untuk mengungkap informan yang dia yakini telah menyusupi kelompok Reclaim Australia. Dia aktif dalam kelompok sayap kanan ini sejak 2014.

Menurut pembelanya, terdakwa hanya “merekrut penyelidik dan editor, bukan teroris.”

Terdakwa menambahkan, dokumen yang disita polisi yang menyebutkan soal “pembantaian” dan “penghancuran bangunan” tak lain hanya sebuah satire.

‘Hanya untuk lucu-lucuan’

Persidangan juga mendengar keterangan bahwa terdakwa memiliki selera humor Monty-Pythonesque, grup komedi populer di Inggris.

“Saya bermaksud agar hal itu dianggap sebagai lelucon. Orang yang membacanya berpikir mereka sedang membaca komedi,” demikian dalih terdakwa.

Terdakwa percaya bahwa teleponnya disadap, dia dibuntuti polisi serta rumahnya telah dipasangi alat pengintai oleh aparat.

“Saya merasa terjebak, takut, khawatir dan sangat marah,” kata terdakwa Galea.

Dia menyebut dirinya sebagai tukang listrik sehingga bahan-bahan kimia dan bahan lainnya yang ditemukan polisi di rumah itu terkait dengan minatnya.

Dia menolak tuduhan membuat bahan peledak sebagai bagian dari rencana teroris. Semua itu, katanya, hanyalah sebuah eksperimen “energi bebas”.

Dalam salah satu keterangannya di persidangan, terdakwa mengaku terinspirasi oleh Teenage Mutant Ninja Turtles dan katakombe, ketika menyusun rencana “palsu” meledakkan bangunan melalui terowongan.

Dia mengaku rencananya membuat bom asap dimaksudkan untuk membubarkan kelompok kiri Antifa (Anti Fasisme), yang selalu mengganggu demonstrasi kelompok kanan Reclaim Australia selama 2014 dan 2015.

Aksi-aksi demonstrasi Reclaim Australia itu sendiri menarget orang Islam di Australia.

Kawasan permukiman seperti itu di Perancis, katanya, menjadi sasaran serangan teroris

“Membiarkan hal ini terjadi di Melbourne akan menyebabkan serangan yang sama di sini,” ujar terdakwa, yang menyangkal dirinya adalah ekstrimis sayap kanan.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.