ABC

Sapi Wagyu Ini Diberi Pakan Coklat dan Biskuit

Di gudang pakan sebuah peternakan sapi di Australia Selatan terdapat 10 ton coklat, yang menjadikan gudang itu berbau seperti kue ‘cheesecake’ bercampur dengan kotoran.

Stasiun peternakan Mayura di Millicent, di tenggara Australia Selatan ini menggunakan coklat sisa dari pabrik terdekat untuk memberi makan kawanan sapi wagyu mereka.

“Apa yang kita dapatkan di sini adalah campuran pakan yang paten,” kata juru bicara Mayura Station, Scott de Bruin.

“Kami punya beberapa coklat M & Ms, beberapa Smarties, beberapa blok pecahan batangan cokelat, coklat yang hancur, dan makanan biskuit.”

Produk dengan kandungan lemak tinggi ini seperti tetes tebu biasanya digunakan oleh peternak sapi untuk membantu dalam proses penggemukan.

Sebagai gantinya, Scott de Bruin mengumpulkan coklat dari pabrik yang [terdekat jaraknya dari stasiun peternakan mereka] dan mengatakan bahwa mereka belum pernah beralih lagi campuran tersebut.

“Pelanggan kami mulai memberi tahu kami bahwa daging sapi kami memiliki rasa yang sangat unik dan berbeda dengan daging sapi lainnya yang pernah mereka cicipi di pasar,” katanya.

ternak sapi wagyu
Pakan ternak yang dicampur dengan coklat dan potongan biskuit diberikan kepada ternak sapi wagyu.

ABC Rural: Jemima Burt

Pakan ternak ini merupakan bagian dari strategi penggemukan untuk menciptakan daging sapi mewah di stasiun ternak sapi tersebut.

“Dan tidak, sapi-sapi ini tidak menderita diabetes.”

Semua berkat wagyu

Stasiun tersebut telah mendapat perhatian internasional baru-baru ini karena ternak mereka yang diberi pakan berupa coklat, dari stasiun TV CNN hingga BBC.

daging sapi wagyu
Chef Mark Wright mengatakan bahwa jenis daging wagyu berasal dari Jepang yang pada awalnya merupakan binatang yang membebani peternak.

ABC News: Sarah Maunder

Daging sapi dari stasiun ternak ini dijual ke beberapa restoran ternama di Australia di mana pengunjung membayar sekitar $ 380 atau sekitar Rp 4 juta untuk daging steak seberat 300 gram.

Tapi tujuh puluh persen dari produk daging sapi wagyu  mereka ini diekspor ke Asia, langsung ke restoran, di mana pengunjung internasional akan membayar lebih dari $ 400 atau lebih dari Rp4 juta untuk steak daging sapi itu.

Koki pencicip rasa dari Mayura, Mark Wright mengatakan bahwa pengunjung di Singapura mengetahui saat peternakan tersebut untuk sementara waktu menukar pakan ternak mereka dari semula coklat diganti dengan tetes tebu.

“‘Kelihatannya bagus, tapi para koki mengeluh rasanya tidak seperti Mayura wagyu lagi’,” kata Mark Wright menanggapi komentar salah satu pengunjung.

Jenis ternak wagyu terkenal dengan kandungan lemaknya yang tinggi.

Ini adalah jenis ternak yang tidak biasa yang dikembangbiakan oleh produsen ternak Australia karena waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membesarkan hewan ini.

daging sapi wagyu
Ternak wagyu menggunakan otot mereka sebagai sel baterai untuk menyimpan lemak dan saat dipanaskan, lapisan lemak itu akan mencair dan menciptakan daging sapi yang sangat lembut.

ABC News: Sarah Maunder

Tapi Scott de Bruin mengatakan begitu mereka mencoba membiakan ternak sapi jenis ini, mereka tidak pernah kembali.

Aspek lain dari bisnis stasiun ini adalah ruang pencicipan daging langsung di tempat.

Pertanian yang berlokasi sekitar 40 menit berkendara dari Mount Gambier, namun lokasi restoran yang tidak jelas ini tidak menghentikan pengunjung untuk mencoba daging sapi lokal yang satu ini.

Brian Tran misalnya pergi berkendara dari Melbourne bersama orang tuanya hanya untuk mencoba steak daging sapi wagyu di stasiun ternak ini, dan pelanggan yang cerdas akan  membandingkan potongan daging ternak lokal ini dengan apa yang dimilikinya di Melbourne.

“Hari ini kami memiliki skor acak sembilan plus dan kami tidak memilikinya di Melbourne,” katanya.

“Skor acak tertinggi yang saya miliki di Melbourne adalah delapan atau tujuh.”

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.