ABC

Sabun Lemak Unta Populer di Pedalaman Australia Utara

Sabun lemak unta ternyata sangat lembut, relatif mudah membuatnya, serta bagus untuk kulit Anda. Tak heran jika sekarang sabun ini populer di salah satu peternakan di pedalaman Australia Utara. Sabun itu dibuat oleh koki di peternakan itu.

Anna Arden, koki asal Jerman itu, mengembangkan keterampilan pembuatan sabun selama empat bulan bekerja di peternakan Station Henbury, sekitar 150 kilometer sebelah selatan Alice Springs.

“Mereka menembaki unta karena binatang ini merusak pagar dan lainnya dan mereka memakan dagingnya. Produk sampingannya adalah lemak unta,” katanya.

“Sementara memotong dagingnya kita menyadari betapa lembutnya pada kulit Anda,” katanya.

“Kami membahasnya dan lebih sebagai lelucon saya mendapat ide untuk mulai membuat sabun. Dan hasilnya benar-benar bagus,” ujar Anna.

Dia mengatakan memulainya cukup mudah. Bahkan lemak unta sebenarnya sudah dipergunakan pada sepatu dan ikat pinggang untuk menjaga kelembutannya.

Beberapa wanita menggunakannya sebagai pelembut untuk kulit.

“Jika menggunakannya sebagai pelembut kulit mengapa tidak sekalian menggunakannya sebagai sabun. Saya melihat hal itu dan memulainya,” katanya.

Anna mengatakan prosesnya relatif mudah.

Camel soap sitting on a kitchen sink in Central Australia
Sabun yang terbuat dari lemak unta di peternakan Henbury Station.

ABC Rural: Katrina Beavan

“Kita perlu membuat lemak unta sebagai lemak pengeras dalam sabun. Kemudian kita perlu lemak lain yang pada dasarnya lemak pelembab. Saya menggunakan minyak kelapa untuk itu,” kata Anna Arden.

“Saya mengambil dua bagian lemak unta, satu bagian minyak kelapa dan mencairkannya. Pada saat yang sama, saya memasukkan air dan soda bersama-sama, yang menjadi panas karena reaksi,” jelasnya.

Anna menambahkan bahwa ketika dua bahan campuran berada pada suhu yang sama, dia lalu mencapurkan keduanya.

“Jika kita meninginkan wangi yang bagus, cukup tambahkan minyak aroma apa pun yang diinginkan. Biarkan selama tiga minggu. Begitu saja,” katanya.

“Semakin lama didiamkan akan semakin berkurang dan semakin lama bertahan,” katanya.

Dia mengatakan semua orang di peternakan itu kini menggunakannya. Para wanita di sana membawanya pulang ke rumah untuk keluarga mereka.

Sekarang karena Anna kembali ke Jerman, dia tidak yakin bagaimana bisa meneruskan hobinya itu tanpa lemak unta di sekitarnya.

“Ibuku menanyakan hal itu dan saya jawab ‘saya tidak tahu’. Aku harus mencari alternatifnya,” katanya.

Diterbitkan Pukul 11:30 AEST 3 Maret 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris.