ABC

Rumput laut ternyata menyerap CO2

Tim riset  Universitas Edith Cowan, Australia, meneliti nilai ekonomi dari padang rumput laut di Australia, yang ditemukan ternyata mampu menyerap gas karbon CO2.

Sudah diketahui bahwa hutan memainkan peran penting dalam menyerap CO2. Tapi gagasan bahwa ekosistem laut juga bisa menyerap karbon menarik perhatian tim peneliti yang dipimpin Prof Paul Lavery. Di perairan Australia ia menemukan apa yang berpotensi sangat menguntungkan.

Prof Lavery memperkirakan terdapat 155 juta ton karbon terserap dalam padang rumput laut. Nilainya bisa antara 3,6 dan 5,2 milyar dollar berdasarkan taksiran konservatif.

Prof Lavery bersama timnya dari Edith Cowan University meneliti 17 habitat rumput laut di Australia Barat, Queensland dan New South Wales. Mereka mengukur karbon dari lapisan endapan rumput laut, dan kemudian menghitung nilainya, didasarkan pada nilai karbon yang ada dalam kebijakan karbon pemerintah sekarang ini.

Menurut Prof Lavery, nilainya 5,2 milyar dollar didasarkan pada nilai yang diprediksi pemerintah bagi perdagangan karbon di tahun 2015. Menurut dia, bagaimana rumput laut bisa dimasukkan dalam pasar perdagangan karbon masih perlu diperhitungkan oleh para ahli ekonomi.

Salah satu caranya adalah dengan membuat analogi dengan skema yang diterapkan untuk hutan-hutan di sejumlah negara sedang berkembang. "Ada skema yang disebut RED, yang memberi ganjaran uang kepada pemerintah negara atau pemilik tanah untuk mencegah pengrusakan hutan dan dilepaskannya karbon yang sekarang ini tersimpan di dalamnya," kata Prof Lavery.

Sekarang ini rumput laut belum dimasukkan dalam perdagangan karbon seperti halnya hutan, tapi menurut Prof Lavery, di situlah tantangannya. "Apa yang ditunjukkan oleh penelitian ini adalah bahwa terdapat karbon dalam jumlah yang signifikan di Australia, dan oleh karenanya perlu dilakukan investigasi, apa mekanisme yang perlu diterapkan untuk merealisasi nilai tersebut." demikian Prof Paul Lavery.