ABC

Roti Khas Vietnam Picu Permintaan Gandum Australia

Roti sandwich khas Vietnam, banh mi, ternyata turut memicu permintaan gandum Australia di sejumlah negara Asia.

Banh mi adalah sejenis sandwich yang biasanya diisi dengan daging ayam atau babi serta pate, ketumbar, mentimun, acar wortel dan cabe.

Permintaan makanan yang kebarat-baratan, seperti roti dan sandwich, telah menjadikan Vietnam tumbuh sebagai tujuan ekspor gandum terbesar kedua bagi Australia.

Sepuluh tahun lalu, Australia hanya mengirim 380.000 ton gandum ke Vietnam, dibandingkan dengan 1,5 juta ton saat ini.

Kedekatan

Roslyn Jettner, dari Australian Export Grains Innovation Centre, kepada ABC menjelaskan bahwa Vietnam merupakan mitra dagang yang sangat penting.

“Ini merupakan pasar gandum terbesar kedua kita dalam volume dan juga nilai,” katanya.

"Saya rasa gandum Australia memiliki reputasi yang sangat bagus di pasar tersebut. Ada beberapa alasan untuk itu," jelas Jettner.

“Tentu saja, kedekatan dengan pasar – dapat mengakses gandum langsung dari pelabuhan Australia dalam waktu singkat. Jadi kedekatan itu nomor satu,” jelasnya.

“Tapi juga, kita melihat faktor seperti kelembaban rendah dari gandum Australia, dedak putih atau warna gandum yang putih,” tambahnya.

“Kami juga memiliki hasil penggilingan yang tinggi dan hal itu terutama karena dedak putih juga, ditambah fungsi gandum kami yang sangat bagus,” kata Jettner.

Mengubah preferensi diet

Jettner mengatakan kenaikan permintaan selama dekade terakhir ini disebabkan terjadinya perubahan preferensi diet.

“Di banyak pasar Asia Tenggara, terjadi peningkatan konsumsi produk berbasis gandum,” katanya.

“Vietnam, seperti sejumlah negara lain di kawasan ini, umumnya merupakan negara pemakan beras. Namun karena orang semakin mengenali makanan barat, kita melihat peningkatan produk berbasis gandum seperti mie instan dan produk-produk roti,” tambahnya.

“Produk roti nomor satu di Vietnam adalah banh mi. Di Vietnam, sekitar 30 sampai 35 persen tepung terigu digunakan dalam produk roti tersebut,” katanya.

Namun Jettner mengatakan bahwa industri biji-bijian Australia sekarang harus fokus untuk mempertahankan pangsa pasarnya.

“Anda perlu tahu untuk apa pelanggan menggunakan produk Anda itu,” katanya.

“Mengapa mereka menggunakan gandum Australia, untuk apa mereka menggunakannya, apakah kualitas yang dibutuhkan untuk mempertahankan penggunaannya serta memastikan kita bersaing dengan sumber lain yang mungkin masuk ke pasar tersebut,” katanya.

“Tak ada gunanya memproduksi produk yang tidak diinginkan pasar. Kita perlu memastikan mereka menginginkannya, memenuhi persyaratan mereka serta kompetitif,” ujar Jettner.

“Ada indikasi impor gandung tumbuh di semua pasar Asia Tenggara. Saya kira Vietnam adalah negara pengimpor gandum sangat kuat yang perlu kita perhatikan,” katanya.

“Tapi saya juga pikir bukan hanya bagaimana menumbuhkan pasar, tapi juga menjaga pasar tersebut sehingga memiliki preferensi bagi gandum Australia dibandingkan sumber gandum lainnya,” katanya.

Diterbitkan Kamis 3 Agustus 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News di sini.