ABC

Rombongan Guru Indonesia Silih-Berganti Datangi Australia Selatan

Di tengah situasi hubungan pemerintah Australia – Indonesia yang kurang harmonis sekarang ini, kerjasama di tingkat akar rumput justru terus berlangsung antarkedua negara. Misalnya, di bidang pendidikan seperti yang terjadi di Australia Selatan.

Selama bulan April – Mei 2015, di tiga tempat berbeda, baik di Australia Selatan dan di Indonesia diselenggarakan beberapa kegiatan antara lain kunjungan guru-guru dari Indonesia untuk belajar pengembangan profesi, serta pemberian penghargaan bagi murid di Jawa Barat dalam soal membaca.

Selama seminggu, 3-11 Mei lalu, 12 guru dari berbagai daerah di Indonesia berada di Australia Selatan mengikuti program pengembangan profesional bagi tenaga pendidik. Pelatihan ini difokuskan pada aspek Manajemen Sekolah dan Kepemimpinan.

Dalam rilis yang diterima oleh ABC Australia Plus Indonesia, disebutkan bahwa sesuai namanya, kegiatan tersebut diikuti para kepala sekolah, pengawas sekolah dan guru berprestasi tingkat SD dan SMP.

Selain mendapatkan materi kepemimpinan dan managemen sekolah, peserta juga melakukan observasi mengenai praktek mengajar di beberapa sekolah. Misalnya St. Columba College di Adelaide, Bute Primary School di daerah terpencil, serta di SERU (Special Education Resources Unit) – sebuah unit yang menunjang pendidikan inklusi bagi anak-anak berkebutuhan khusus. 

Guru dari Indonesia yang mengunjungi Australia Selatan untuk belajar pengembangan profesional.
Guru dari Indonesia yang mengunjungi Australia Selatan untuk belajar pengembangan profesional.

 

Sebelumnya, dari 26 April sampai 4 Mei, delapan orang guru dari beberapa daerah terpencil di Indonesia juga berada di Australia Selatan untuk mengikuti pengembangan profesional bagi guru yang berasal dari pedesaan dan tempat terpencil.

Dalam program ini, delapan guru berdedikasi yang terseleksi dari daerah terpencil, dilatih dan diperkaya wawasan mereka tentang strategi pengelolaan sekolah dan belajar-mengajar di daerah terpencil Australia Selatan.

Di Australia, pelatihan peningkatan kualitas sumber daya pendidik ini difasilitasi oleh lembaga non profit Knowledge Exchange Australia yang dimotori beberapa warga Indonesia di Australia seperti Dr. Rini Budiyanti, Tomy Bawulang, dan Sri Gustiani. 

Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Australia Selatan itu mengambil lokasi di SD Wallaro, yang terletak sekitar 159 km dari Adelaide. Di sana, delapan guru tersebut belajar praktek mengajar terbaik yang dilakukan di sana.

“Peningkatan mutu pendidik adalah kunci keberhasilan peningkatan kualitas dan transformasi pendidikan Indonesia," kata Dr. Rini Budiyanti, Managing Director Knowledge Exchange Australia mengenai program yang diselenggarakan.

Guru-guru dari daerah terpencil di Indonesia berada di Australia Selatan.
Guru-guru dari daerah terpencil di Indonesia berada di Australia Selatan.

 

Sementara itu, 23 April lalu bertempat di Auditorium Badan Perpustakaan Daerah dan Arsip Daerah Jawa Barat, Marilyn Sleath dan Darryl Carter dari Departemen Pendidikan Australia Selatan memberikan medali dan sertifikat pada 310 siswa Pionir West Java Leader’s Reading Challenge 2014.

Sedangkan 36 guru pembimbing dianugerahi piagam penghargaan sebagai pendidik teladan dalam bidang pendidikan literasi tingkat Provinsi Jawa Barat.

Menurut Mia Damayanti, ketua program West Java Leader’s Reading Challenge, kegiatan ini merupakan ujicoba pendidikan literasi di sekolah-sekolah Jawa Barat, berdasarkan hasil pelatihan guru di Adelaide sejak tahun 2010.

“Setiap setahun periode WJLRC, selain kompetensi membaca, menulis, mendengar dan berbicara, peserta juga dilatih membangun ketekunan, ketangguhan dan disiplin," katanya.

"Mereka didorong untuk cerdas mengatur waktu membaca di antara kesibukan sekolah dan berkeinginan kuat menyelesaikan tantangan WJLRC,” tambahnya.

Murid sekolah di Jawa Barat yang mendapat penghargaan dalam kegiatan Reading Challenge.
Murid sekolah di Jawa Barat yang mendapat penghargaan dalam kegiatan Reading Challenge.

 

Sementara itu Marilyn Sleath menjelaskan kegiatan WJLRC merupakan salah satu karya positif guru-guru yang dikirim belajar oleh Pemerintah Jawa Barat ke sekolah-sekolah negeri dan swasta di Australia Selatan.

“Selama 13 tahun ini di seluruh Australia bentuk pendidikan literasi dikembangkan secara khusus sejak dini di sekolah, salah satunya melalui kegiatan Premier’s Reading Challenge,” kata Sleath.

Ia mengatakan selain untuk mempertahankan dan mendorong tumbuhnya budaya literasi, kegiatan ini juga dapat memupuk rasa percaya diri para peserta.

Sesuai data di website www.premiersreadingchallenge.sa.edu.au setiap tahun ratusan ribu siswa di Australia Selatan didorong belajar mengalahkan rasa malas. Jika berhasil secara bertahap selama 6 tahun mengikuti Premier’s Reading Challenge ini, mereka berpeluang mendapat medali perunggu, perak, emas, champion, legend dan hall of fame dari premier (Menteri Utama) negara bagian.

Kerjasama pendidikan antara Jawa Barat dan Australia Selatan memungkinkan terjadinya proses adopsi dan adaptasi praktek pendidikan yang baik secara dua arah.