Rokok Elektronik Sasar Perokok Australia
Kalangan anti rokok menyatakan produk rokok elektronik (e-cigarette) saat ini siap menyerbu pasar Australia melalui kampanye iklan besar-besaran. Namun sebagian pakar menilai produk non tembakau ini justru bisa membantu perokok untuk menghentikan kebiasaan buruk mengisap tembakau.
E-cigarettes telah dimanfaatkan oleh lebih dari sejuta orang di seluruh dunia dan bisnis di bidang ini diam-diam sedang dibangun di Australia.
Terlihat serupa dengan rokok tembakau, E-cigarette memberi dampak kepada pemakai berupa uap nikotin cair, yang kemudian dihirup.
Sejumlah perusahaan e-cigarette luar negeri telah dibeli oleh perusahaan-perusahaan rokok besar dan berada di ambang kampanye pemasaran besar-besaran di Australia.
Aktivis anti-merokok Dr Simon Chapman memperingatkan bahwa setelah sekian dasawarsa tidak nampak, perusahaan-perusahaan ini siap untuk kembali ke "masa keemasan" dari iklan rokok – menggunakan wanita cantik, kemewahan dan olahraga.
"Mereka sudah menghilang dari pasar iklan sampai saat ini, selama bertahun-tahun. Kami tidak memiliki iklan rokok di Australia selama 20 tahun, karenanya mereka bersemangat untuk mendobraknya," kata Dr Chapman.
"Saat ini mereka mendapatkan lampu hijau, kita bisa melihat adanya iklan besar-besaran untuk produk ini."
Rasa skeptis Dr Chapman itu berkeyakinan bahwa perusahaan tembakau besar beralih ke E-cigarette dalam upaya terakhir untuk menjayakan merokok dan menghasilkan uang dari kegilaan baru tersebut.
Pemasaran E-cigarette jelas menargetkan orang-orang muda dimana para pelanggan perusahaan rokok paling didambakan, dan ada dorongan untuk mencegah mereka tidak membuat rokok diabaikan lagi.
"Di mana mereka benar-benar akan menargetkan kaum muda. Kami memiliki rekor terendah dari penggunaan tembakau di kalangan kaum muda di Australia saat ini, berkat pengendalian tembakau yang sukses," kata Dr Chapman.
Dr. Simon Chapman mengatakan perusahaan rokok besar sedang mengusahakan kembalinya masa 'kejayaan rokok' dan mendapatkan uang besar lewat tren baru E-cigarette.
Dia melihat itu sebagai tren mengganggu yang bisa merusak keberhasilan beberapa dasawarsa yang dibuat dalam perang melawan tembakau.
"Dia Amerika Serikat, dimana tren itu merangkul kalangan tua dan muda, di beberapa daerah E-cigarette tersebut digunakan kaum mudanya," demikian dikatakan Dr Chapman di acara 7:30 ABC.
"Pasar terbesar yang saya lihat di sebuah laporan yang dirilis Harvard University baru-baru ini adalah rokok E-cigarette untuk mereka yang berusia 15 tahun."
Peneliti medis Dr Coral Gartner adalah salah seorang dari 53 akademisi yang menulis surat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan E-cigarette bisa menyelamatkan ratusan juta jiwa.
"Di Inggris ada satu juta orang yang memanfaatkan E-cigarette sekarang, dan banyak dari mereka tidak merokok lagi karena menggunakan produk ini," katanya.
Dr Gartner mengatakan beberapa penelitian menunjukkan penggunaan jangka pendek tampaknya aman, meskipun E-cigarette belum cukup lama untuk membentuk dampak jangka panjang.
Dia bersikeras bahwa tidaklah etis untuk menghentikan orang-orang mengisap E-cigarette .
"Jika kita menjauhkan E-cigarette dari mereka, banyak dari orang-orang ini mungkin akan kembali merokok. Sehingga akan merusak kesehatannya jika mereka melakukan hal itu."
Menanggapi pernyataan ini, Dr Chapman memimpin 129 akademisi dengan mengirim surat tentangan kepada WHO yang menyatakan bahwa tidak cukup diketahui tentang dampak dari E-cigarette.
"Kita akan mencari tahu dari waktu ke waktu apakah menghirup banyak partikel ultra-halus masuk ke paru-paru kita lebih dari 100 kali sehari, benar tidak berbahaya sebagai dikatakan oleh para produsen E-cigarette tersebut."