ABC

Robot-pun Kini Bisa Racik Kopi Ala ‘Barista’

Para ‘barista’ di kedai kopi, dalam waktu dekat, bisa jadi akan bersaing dengan pasukan ‘baristabots’ atau robot pembuat kopi yang bisa meracik kopi secara sempurna, tanpa akan pernah mengambil cuti sakit layaknya karyawan biasa. 

Dalam gaya hidup modern, utamanya perkotaan, profesi ‘barista’ kini semakin banyak dibutuhkan.Walau semua orang bisa membuat ekspreso, ‘barista’ yang lihai tahu bagaimana menyeimbangkan waktu, temperatur, dan gerakan untuk memproduksi komposisi krim dan rasa yang pas. Tentunya tak semudah yang dibayangkan.

Dari awal biji kopi dipanen hingga momen dimana pelanggan menikmati cangkir kopinya, tiap langkah dalam persiapan secangkir kopi, kini, telah di-otomatisasi. Tempat pengolahan biji kopi menggunakan mesin untuk memanaskan dan mengaduk biji kopi, lalu menempatkannya dalam kantong-kantong.

Seluruh proses di-otomatisasi, kecuali di kedai kopi lokal. Di sini, pelanggan bisa membayar hingga 4 dolar untuk secangkir kopi karena persiapannya melibatkan tenaga kerja manusia.

Tentu saja proses otomatisasi lebih praktis, namun ada yang hilang  dalam citarasa dari secangkir kopi, sentuhan manusia.

Bulan Oktober tahun lalu, kampus Universitas Texas mengenalkan sebuah tempat baru yang diberi nama kedai kopi ‘Briggo’. Dengan luas sebesar 4.5 meter persegi, kedai ini dilengkapi robot  ‘Briggo’ yang telah di’ajari’ atau diprogram tentang  bagaimana membuat secangkir kopi yang enak ala Patrick Pierce, seorang ‘barista’ kenamaan langganan pemenang penghargaan.

‘Briggo’ memiliki ratusan sensor yang mampu membaca temperatur, tekanan, dan sederet fungsi lainnya yang menentukan hasil akhir dari secangkir kopi. Karena itu, ‘Briggo’ bisa menyesuaikan diri dengan situasi di  sebuah kedai kopi, demi menghasilkan racikan kopi yang pas.

Walau ini bukan sentuhan manusia sesungguhnya, namun rasanya mendekati buatan manusia.

Dengan Briggo, penikmat kopi bisa memprogram citarasa kopi yang diinginkannya. Bahkan, komposisi dalam pemrograman ini bisa ditransfer melalui email ke robot ‘Briggo’ di kota lain, sehingga ketika sedang bepergian penikmat kopi tak kehilangan racikan kopi favoritnya.

Robot ‘Briggo’ bisa direplikasi. Alatnya tinggal dirangkai dan diprogram sesuai dengan resep barista Pierce. Bukan tidak mungkin, dengan pemrograman yang tepat, ‘baristabot’ atau robot barista ini bisa menghasilkan racikan kopi seperti buatan manusia sungguhan.

Dan kondisi ini sangat cocok dengan mimpi kapitalis, dimana kehadiran ‘baristabot’ bisa menghapus slot cuti sakit, atau penalti yang dibayarkan perusahaan karena mempekerjakan di luar jam kerja.

Satu generasi yang lalu, Australia punya sederet ‘barista’ yang mampu meracik kopi lezat. Satu generasi berikutnya, bisa saja para ‘barista’ ini mulai tergantikan dengan ‘baristabot’.

Kedai kopi mungkin tidak akan hilang, namun profesi ‘barista’ bisa jadi tergantikan.