ABC

Robot Palu akan Pelihara Gedung Opera House Sydney

Sydney Opera House akan memiliki robot untuk melakukan pemeriksaan konservasi penting di atapnya dalam waktu tiga sampai lima tahun mendatang. Robot ini akan mengurangi kebutuhan pekerja untuk meluncur di layar bersejarah setinggi 67 meter di atas tanah.

Sejumlah insinyur di University of Sydney tengah mengembangkan palu berteknologi tinggi yang dapat menguji kondisi ubin dibagian atap bangunan landmark Kota Sydney ini tanpa merusaknya.
“Jika kita dapat menemukan cara pengujian elektronik robot papan atau sejenisnya, maka tentu akan jauh lebih murah dan lebih mudah – dan lebih aman,” kata Greg McTaggart, Direktur Opera House Sydney.
Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan palu di robot untuk memberikan informasi real-time tentang kondisi masing-masing ubin seiring dengan bertambahnya usia bangunan tersebut.
Proyek berdurasi dua tahun ini didanai oleh badan amal yang berbasis di AS Getty Foundation, yang mensponsori 10 Proyek ‘Keeping it Modern’ di seluruh dunia yang bertujuan melestarikan contoh terbaik dari arsitektur modern.
Yayasan ini memberikan kontribusi dana sebesar $US200.000 dan dibantu juga dengan Opera House Sydney.
Proyek pelestarian beton ini akan merawat bagian layar dan dasar beton di kaki layar dari gedung Opera House Sydney dan daerah boardwalk utara.
Louise Herron, Kepala Eksekutif dari Opera House Sydney, mengatakan melestarikan struktur itu sangat menantang karena gedung ini berstatus Warisan Dunia Unesco.
“Ini adalah bangunan abad ke-20 terdepan yang mempertunjukan penggunaan beton,” katanya.
“Kita perlu memastikan bahwa kita melakukan segala yang bisa dilakukan untuk melindungi bangunan ini – Tanpa merusaknya dengan cara apapun”
Menghindari pengeboran adalah kunci, kata Greg McTaggert.
“Jika kita dapat menemukan cara pengujian non-invasif pengujian, seperti x-ray atau ultrasonik, untuk menentukan apa yang terjadi pada beton dari bangunan ini, maka itu jauh lebih cocok dengan bangunan ini,” katanya.

Palu robot Opera House
Gianluca Ranzi dari University of Sydney mengatakan palu ini bisa ditanamkan pada robot pemelihara gedung Opera House Sydney.

ABC News: Nicole Chettle

Proses konstruksi sebagian masih misteri
Bangunan yang paling dikenal di Australia ini masih terselubung misteri. Banyak dari proses konstruksinya adalah eksperimental, dan bagian layar betonnya dicor langsung di tempat – tapi tidak jelas bagaimana hal itu dilakukan.
Sebagai bagian dari proyek ini, beberapa pembangun asli bangunan ini diwawancarai untuk mengungkap beberapa rahasia konstruksinya, terutama di mana ada catatan yang tidak lengkap atau tidak memadai.
Informasi yang sedang digunakan oleh para insinyur di University of Sydney, yang juga telah membuat chevron berbentuk “tile tutup” untuk menunjukkan bagaimana mereka mungkin mengganti beberapa ubin asli dan beton di bagian bawah bangunan ini ketika saatnya tiba.
Ini merupakan proyek yang ditenagai oleh rasa cinta bagi Profesor Gianluca Ranzi, yang memimpin sebuah tim insinyur mahasiswa.
“Saya dulu pemain klarinet ketika saya tumbuh dewasa. Jadi bagi saya itu benar-benar kesempatan untuk membawa kembali cinta terhadap musik saya melalui cinta untuk teknik bangunan,” katanya.
Laser digunakan untuk menambah database
Laser digunakan untuk ditambahkan ke database
Sydney Opera House juga menggunakan laser untuk memindai seluruh bangunan baik dibagian dalam maupun luar, untuk membuat bentuk 3D “menyeluruh’ yang mencakup segala sesuatu yang diketahui tentang bangunan ini.
Idenya adalah untuk membuat pusat database, tanpa harus “menggali garasi orang untuk menemukan informasi mengenai bangunan ini”, kata Greg McTaggart.
“Mereka benar-benar maju dalam pelestarian bangunan di sini”, kata Ton Wilmering dari Getty Foundation, memuji standar perencanaan pengelolaan konservasi di Australia.
“Kami merasa bahwa arsitektur modern tengah menghadapi resiko …karenanya penting untuk menyeimbangkan tujuan arsitek dengan kebutuhan dan pelestarian bahan di sisi lain.”
Louise Herron mengatakan pernikahan teknologi modern dan konservasi memungkinkan maha karya Jorn Utzon di Sydney Harbour ini masih bisa disaksikan selama 200 tahun mendatang.

Diterjemahkan pada pukul 21:30 WIB, 4/9/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.