Ribuan Warga Melbourne Doa Bersama Kenang Korban Insiden Maut
“Jika Anda ingin menggelengkan kepala dan merasa sedih karena kondisi kemanusiaan, saya mohon: Jangan.” Itulah pesan dari Henry Dow -salah seorang pertama yang membantu korban luka -setelah insiden maut di jalan Bourke Street, kepada ribuan warga yang berkumpul di Federation Square, Senin (23/1/2017).
Henry berbagi cerita tentang sopir taksi heroik bernama Lou. Ketika mobilnya masuk ke jalanan yang sibuk, ia dan Lou bergegas untuk membantu seorang perempuan yang terluka.
“Memegang kepalanya, tangan saya gemetar,” tuturnya.
Ia lantas melanjutkan, “Tangan saya seperti terpental, bergerak ke atas dan ke bawah beberapa ici di saat rasa takut dan pikiran atas apa yang terjadi, apa yang bisa terjadi, berkecamuk di kepala saya.”
Henry mengatakan, Lou mengambil alih situasi, meneriakkan perintah kepada pejalan kaki lainnya yang berdiri sambil membuat si perempuan yang terluka tetap tenang. Ia sempat menganggap Lou adalah seorang pekerja layanan darurat, dan terkejut menemukan bahwa ia adalah seorang sopir taksi.
"Dalam kisah singkat kami, di tragedi yang besar ini, Lou mengambil alih situasi dan emnjadi pahlawan sejati," kata Henry kepada kerumunan orang di acara tersebut.
Doa bersama ini dilakukan untuk mengenang para korban dari insiden di jalan Bourke Street. Lima orang -termasuk seorang gadis berusia 10 tahun dan seorang bayi berusia tiga bulan -tewas setelah mobil naas memasuki jalur pejalan kaki. Lebih dari 35 lainnya luka-luka.
Federation Square, yang biasanya menjadi tuan rumah dari acara budaya dan pertunjukan, penuh sesak dengan ribuan orang dari seluruh Melbourne.
“Kami hanya ingin menunjukkan dukungan kami kepada keluarga dan teman-teman yang terkena dampak tragedi itu,” kata salah seorang warga yang datang, Hayley Campbell.
"Kami ingin menunjukkan kasih sayang kami, dan menunjukkan bahwa orang-orang di Melbourne mendukung semua orang yang terkena dampak," ujar Hayley.
Natalie Collard sempat berada di jalan Bourke Street sebelum serangan itu terjadi. Ia dan saudara laki-lakinya, Ben, berada di acara doa bersama untuk memberi penghormatan kepada para korban.
“Saya merasa hancur mendengar nasib orang-orang ini,” akunya.
"Untuk berpikir bahwa itu adalah suatu tempat bahagia dan merasa menodai dan hanya rasa sakit yang anak-anak kecil dan orang-orang yang rentan kami berada pada risiko benar-benar menyakitkan,” kata Natalie.
“Itu bertentangan dengan apa yang diyakini di Melbourne,” imbuhnya.
Rabbi Yehoshua Smukler, kepala sekolah Yahudi ‘Yeshivah-Beth Rivkah’, juga sempat berbicara dalam acara doa bersama yang diadakan pada hari Minggu (22/1/2017) malam untuk gadis berusia 10 tahun, Thalia Hakin, yang meninggal dunia, dan keluarganya.
“Cukup luar biasa untuk melihat bagaimana kedua komunitas sekolah dan masyarakat Australia yang lebih luas berkumpul bersama-sama,” ujarnya.
Ia mengatakan, orang dari semua agama telah berkumpul bersama-sama untuk menawarkan dukungan, menyusul kepergian “memilukan” dari salah satu siswa mereka, Thalia, yang ia gambarkan sebagai seorang gadis yang “bahagia dan ceria”.
“Curahan dukungan, konseling dari sekolah lain, terlepas dari agama atau golongan, klub kepanduan, telah benar-benar membantu,” sebutnya.
"Sungguh menakjubkan bahwa semuanya berkumpul bersama-sama dan saya harap semua orang menghargainya,” tutur Rabbi Smukler.
“Saya harap mereka menyadari bahwa seharusnya tak hanya tragedi yang menyatukan kita bersama-sama,” sambungnya.
Rabbi Smukler mengatakan, begitu penting bagi warga untuk meyakinkan diri mereka sendiri dan anak-anak mereka bahwa Australia adalah salah satu negara teraman di dunia.
“Kita hidup di salah satu kota paling layak untuk ditinggali di dunia. Ini tak normal. Kita bisa berjalan-jalan dengan bebas,” pendapatnya.
Ia berujar, “Kita punya banyak perayaan … dan kita harus merayakan kenyataan bahwa, pada dasarnya, kita hidup di kota yang sangat aman dan terjamin, dan betapa beruntungnya kita.”
Warga lainnya dalam doa bersama tersebut, yakni Josh Bull, mengatakan, tragedi itu adalah momen bagi orang-orang untuk bergandengan tangan.
“Saya pikir ini kesempatan bagi semua warga Victoria untuk berkumpul bersama-sama ketika ada kesedihan yang besar di tengah masyarakat, kesempatan bagi warga untuk memberi penghormatan kepada orang-orang yang pergi dan keluarga mereka,” kemukanya.
Ia menambahkan, “Dan juga untuk menunjukkan solidaritas serta dukungan kepada satu sama lain di saat orang-orang bersedih dan berduka.”
“Kita perlu untuk tetap bersama-sama,” imbuhnya.
Walau dampak dari insiden itu akan terasa lebih lama, ada curahan cinta dan solidaritas dalam acara doa bersama tersebut.
“Tak ada yang jahat dalam insiden jalan Bourke Street kemarin,” kata Henry.
“Seorang pemuda yang sakit melakukan hal yang mengerikan, dan ratusan orang menanggapinya dengan cinta dan rasa solidaritas yang membuat Melbourne seperti kota yang indah, dan Victoria seperti negara bagian yang hebat,” tuturnya.
Ia menambahkan, “Banyak ingatan dan suara yang akan saya ingat lebih lama, tapi saya juga senang telah melihatnya, dan berharap saya tak akan pernah lupa, betapa berani dan penyayangnya orang-orang asing ini.”
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterjemahkan: 20:30 WIB 23/01/2017 oleh Nurina Savitri.