ABC

Ribuan Pekerja Australia Protes Kesepakatan Perdagangan Bebas China – Australia

Lebih dari  2000 orang pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja Australia menggelar aksi unjuk rasa di pusat perkantoran Brisbane memprotes Perjanjian Dagang Bebas (FTA) antara China dan Australia.

Massa dari Serikat Pekerja Australia  berunjuk rasa di Brisbane memprotes Perjanjian Kerjasama Perdagangan Bebas (FTA) antara China-Australia yang dinilai mengancam lapangan pekerjaan warga Australia.
Massa dari Serikat Pekerja Australia berunjuk rasa di Brisbane memprotes Perjanjian Kerjasama Perdagangan Bebas (FTA) antara China-Australia yang dinilai mengancam lapangan pekerjaan warga Australia.

 
Serikat pekerja Australia berpendapat FTA mengancam lapangan pekerjaan di Australia karena FTA memungkinkan pekerja Cina untuk menggantikan pekerja lokal pada proyek-proyek pembangunan besar.
 
Aksi unjuk rasa ini diadakan di luar gedung Pengadilan Persemakmuran di Brisbane selama berlangsungnya sosialisasi mengenai kesepakatan perdagangan baru tersebut yang digelar oleh Komite Tetap Bersama Perjanjian tersebut.
 
Aksi unjuk rasa ini menandai aksi protes nasional kedua melawan FTA, menyusul protes serupa yang berlangsung ditengah penyelenggaraan Konferensi Nasional partai Buruh Australia Jumat lalu.
 
Pembicara pada acara sosialisasi tersebut yang juga Senator Partai Buruh Sue Garis mengatakan protes itu bukan bentuk penolakan terhadap kerjasama perdagangan.
 
"Kita semua menghendaki perdagangan Australia maju dan sejahtera, tapi perdagangan itu harus adil dan harus melindungi lapangan kerja di Australia," katanya.
 
"Partai Buruh berkomitmen untuk melakukan segala upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan kebenaran dari FTA ini dan menghentikan apa yang mungkin dilakukan jika perjanjian ini merugikan perdagangan kita, pekerjaan kita dan juga serikat pekerja kita melalui parlemen,"
 
Senator Glenn Lazarus berbicara dalam forum sosialisasi FTA di Brisbane dan mempertanyakan kerahasiaan FTA.
 
"Pemerintah memiliki sejarah panjang mengedepankan kepentingan negara-negara lain dibandingkan kepentingan negara ini," kata Senator Lazarus.
 
"Sekarang sudah waktunya bagi pemerintahan Abbott untuk memikirkan warga Australia dan lapangan pekerjaan di negara ini sebelum memberi tempat bagi perusahaan dari luar negeri."
 
Serikat Perdagangan Elektrik  (ETU) menilai perjanjian kerjasama perdagangan bebas (FTA) dengan China akan menghapus kewajiban penilaian keterampilan untuk mendapatkan visa kerja terampil sementara di Australia.
 
Sekretaris nasional ETU Allen Hicks mengatakan ini akan merusak faktor keselamatan pekerja.
 
"Kami ingin melindungi keselamatan kita, kita ingin melindungi lapangan pekerjaan untuk warga Australia," kata Hicks.
 
Kesepakatan perdagangan bebas antara China dan Australia ditandatangani secara resmi pada Rabu 17 Juni 2015 lalu, setelah melalui proses perundingan yang panjang selama bertahun-tahun.
 
Berdasarkan kesepakatan itu, 85 persen ekspor Australia ke China akan bebas dari bea cukai dan hal ini menurut Pemerintah Australia akan sangat menguntungkan petani  di negaranya.
 
Pembatasan ekspor daging sapi dan produk susu Australia juga akan dihapuskan secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan serta beban bea cukai untuk produk makanan laut dan minuman anggur anggur juga akan dikurangi. Selain itu China juga akan menghapus bea cukai pada produk sumber daya alam terutama impor batu bara dari Australia.
 
China sendiri mengakui ini merupakan perjanjian paling liberal yang pernah ditandatangai China dengan Australia.  Perjanjian FTA ini memungkinkan perusahaan China dan pekerja migran lebih mudah masuk ke Australia. Perusahaan yang memiliki proyek di Australia bernilai lebih dari $ 115 juta akan diizinkan membawa pekerja dari China.
 
Australia merupakan mitra dagang terbesar China dengan nilai total perdagangan antara kedua negara diperkirakan mencapai USD124 miliar.