ABC

Ribuan Orang Melbourne Diperkirakan Turun ke Jalan Menentang PM Australia

Protes menentang kepemimpinan PM Australia Scott Morrison yang akan dilangsungkan hari Jumat sore di Melbourne akan tetap dilangsungkan, meski ada himbauan dari polisi untuk membatalkannya.

Unjuk Rasa Cuaca Menentang PM Morrison

  • Polsi meminta ‘Uni Students for Climate Justice’ menunda unjuk rasa
  • Kepolisian mengatakan demo akan mengalihkan upaya membantu penanganan kebakaran
  • Penyelenggara mengatakan unjuk rasa akan terus dilakukan selama musim panas

Menurut Kepolisian Victoria, sejumlah anggotanya akan dibutuhkan di tempat lain di hari Jumat, karena Victoria kembali mengalami suhu udara panas.

Aksi demo yang digelar oleh ‘Uni Students for Climate Justice’, adalah salah satu aksi dari rangkaian unjuk rasa soal perubahan iklim.

Diperkiran pusat kota Melbourne akan ramai dan sesak setelah jam 6 sore.

Pejabat Kepala Polisi Victoria, Tim Hansen mendesak ‘warga Victoria yang memiliki pikiran jernih” untuk pertimbangkan kembali jika ingin berdemo.

Di halaman Facebook-nya sudah ada 12 ribu orang yang mengatakan akan datang.

Tim mengatakan polisi secara aktif membantu kegiatan petugas layanan darurat di kawasan kebakaran hutan, bekerja dengan masyarakat yang terdampak, dan membantu usaha evakuasi, selain juga tugas sehari-hari lainnya.

“Petugas polisi sudah kembali dari lokasi kebakaran, mereka pulang karena lelah, perlu istirahat, dan sekarang ada yang memerlukan sumber daya,” katanya.

Salah satu desakan dalam unjuk rasa besok adalah agar petugas pemadam kebakaran mendapat bayaran, memeprcepat bantuan bagi warga yang terdamapk, tak lagi menggunakan bahan bakar fosil, serta pemecatan terhadap PM Scott Morrison.

Saat PM Morisson berkunjung ke salah satu lokasi yang terkena dampak kebakaran hutan di New South Wales, warga menunjukkan kemarahannya.

Beberapa bahkan menolak bersalaman, sambil memaki dengan kata-kata yang kasar, seperti “bodoh”.

Suhu udara hari Jumat, negara bagian Victoria akan berkisar antara 30 sampai 40 derajat Celcius dan dikhawatirkan akan memicu kebakaran hutan.

Tim mengatakan polisi secara resmi telah meminta pihak penyelenggara untuk menunda aksi mereka, namun jawaban yang diterima tidak memuaskan.

Dia mengatakan beberapa kelompok pegiat lain telah bekerja sama dengan polisi untuk memindahkan aksi mereka yang semula akan dilakukan di bulan Januari.

Namun ‘Uni Students for Climate Justice’, menurut polisi, “menolak memindahkan protes atau mengubah bentuk protes mereka”.

Salah seorang penyelenggara, Anneke Demanuele, mengatakan unjuk rasa akan aman dan damai terlepas polisi akan hadir atau tidak.

A young girl in school uniform stands in a crowd and shouts.
Lebih dari 100 ribu orang hadir dalam unjuk rasa berkenaan dengan krisis cuaca di Melbourne bulan September 2019.

ABC News: Andie Noonan

“Jadi kita memerlukan gerakan politik mendesak pendanaan yang memadai bagi pemadam kebakaran, mendesak agar kita pindah segera dari BBM fosil,” tambah Anneke.

“Jadi aksi unjuk rasa nasional ini diperlukan sehingga kita bisa berbicara mengenai aksi nyata mengenai masalah krisis perubahan iklim”.

Ribuan orang sudah mengatakan mereka akan melakukan aksi serupa di berbagai tempat di Australia.

Di Sydney, sekitar 9.500 orang mengatakan akan hadir aksi di hari dan jam yang sama.

Anneke mengatakan ‘Uni Students for Climate Justice’ merencanakan “demonstrasi berkelanjutan” di seluruh Australia, “sampai pemerintah akhirnya mendengar desakan dan betul-betul melakukan sesuatu berkenaan dengan krisis cuaca.”

“Jadi akan ada aksi dimana warga melakukan unjuk rasa di berbagai kota selama musim panas ini,” kata Anneke.

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini