ABC

Ribuan Orang Berkabung atas Pembunuhan Warga Korea di Brisbane

Upacara pengenangan seorang perempuan Korea yang tewas akibat dibunuh di kota Brisbane, Australia, dihadiri sekitar seribu pelayat. Mereka yang berkabung menghadiri Taman Wickham Park di pusat kota Brisbane. Di taman itulah jenazah Eunji Ban, yang saat meninggal berusia 22 tahun, ditemukan hari Minggu (24/11/2013) dini hari.

Kepolisian menduga perempuan Korea itu dipukuli hingga tewas saat berjalan menuju tempat kerjanya. Ban bekerja sebagai tenaga pembersih di sebuah hotel.

Kepolisian juga telah menuduh Alex Reuben McEwan sebagai pelaku pembunuhan, setelah mendapat pemberitahuan dari tiga teman McEwan.

Perkumpulan masyarakat Korea di Queensland, tempat kota Brisbane terletak, mengajak penduduk setempat menghadiri acara sore hari untuk mengenang Ban.

Ayah dan paman Ban tiba di Brisbane hari Rabu lalu, namun mereka tidak menghadiri acara tersebut.

Tenny Kyungtai Kim, dari Perkumpulan Masyarakat Korea, mengatakan pada mereka yang berkabung bahwa Ban baru tiba di Queensland untuk belajar bahasa Inggris.

“Eunji datang ke sini penuh aspirasi dan semangat, ingin sekali menjelajah, dan belajar banyak hal di sebuah tempat yang jauh dari rumahnya. Seperti banyak pemegang visa working holiday lainnya, Eunji rajin dan bekerja keras,” ucapnya,

“Ia cepat terbiasa dengan gaya hidup Australia, menjalin banyak pertemanan dan berusaha belajar bahasa dan kebudayaan baru. Kepergiannya menarik perhatian bukan hanya mereka yang dekat dengannya, namun juga satu negara,” katanya.

Lesley Richardson, guru bahasa Inggris Ban, mengatakan bahwa Ban bersikap lembut. Sunny Kim, yang juga berkebangsaan Korea, mengatakan bahwa masyarakat Korea masih terkejut mendengar kabar tersebut.

Walikota Brisbane, Graham Kirk, mengatakan bahwa Ban berada di tempat yang salah pada waktu yang salah.

“Eunji menabung selama setahun untuk datang ke sini…untuk belajar hal baru dan memperluas wawasannya. Empatpuluh hari sesudah petualangannya dimulai, Eunji saat berjalan di jalan ini, hanyalah berada di tempat yang salah pada waktu itu,” ucapnya, “Kami menganggap semua murid yang datang ke sini dari tempat lain sebagai anak kota ini.”

Salah satu yang datang untuk berkabung adalah warga bernama Scott McQuillan. “Istri saya orang Korea,” jelasnya, “Kami ingin datang, berdoa, dan meletakkan bunga.”

Hildegard Ritt adalah salah satu orang yang juga meletakkan bunga. Ia mengaku bersimpati pada orangtua Ban.