ABC

Ribuan Anak Australia Tak Punya Akte Kelahiran

Akte kelahiran seharusnya menjadi hak bagi setiap warga negara di abad ke-21 ini, tetapi ternyata banyak kaum muda di berbagai daerah pedesaan dan terpencil Australia yang kelahirannya belum didaftarkan. Konsekuensinya, kesempatan mereka jadi terbatas dan banyak muncul masalah hukum.

Tidak ada dokumen yang lebih berharga ketimbang sebuah akte kelahiran yang didapatkan setelah seorang anak dilahirkan. Dokumen itu memastikan identitas, membuka pintu bagi kesempatan sekolah, menawarkan keamanan sebuah rekening di bank, memungkinkan kebebasan untuk bepergian ke luar negeri.

Tetapi ribuan anak-anak dan kaum muda di Australia kehilangan identitasnya. Mereka tidak tampak dalam birokrasi yang memberikan hak dan keistimewaan karena kelahiran mereka di dunia belum didaftarkan.

Hal ini bukanlah warisan sejarah atau peninggalan dari budaya warga bumiputera yang diakui sejak referendum 1967, dan masuk dalam sensus. Bukan pula akibat dari mereka yang lari dari hukuman di negara asalnya dan sampai ke Australia tanpa dokumen resmi.

Persoalan ini merupakan dilema abad 21 dan hampir tak terbayangkan di sebuah negara dunia pertama, mengingat kekhawatiran akan pencurian identiras dan naiknya tekanan resmi untuk 'membuktikan siapa anda'.

Hal ini merupakan realitas di lapangan yang terdapat di banyak, jika bukan semua, negara bagian di Australia dan masalah ini hanya teridentifikasi dan dimensinya dapat dipahami baru-baru ini.

Sebuah investigasi selama tiga tahun mengenai jumlah yang signifikan atas kasus kelahiran tidak terdaftar ini sedang dilakukan di Queensland, Victoria dan Australia Barat serta Australia Wilayah Utara oleh tim dari Universitas Monash

Dr Paula Gerber merupakan professor dan deputi direktur dari Pusat Castan untuk Hukum Hak Asasi di Monash.

'Tidak memiliki akte kelahiran berarti sama dengan tidak diakui di mata hukum," jelasnya.

Menurut Dr Gerber skala persoalan ini menjadi jelas ketika tim mereka melihat jumlah notifikasi kelahiran, yang disuplai oleh banyak rumah sakit dan bidan, dan kemudian dikurangi dengan jumlah pendaftaran di badan pendaftaran di negara bagian.

Mereka menemukan di satu negara bagian, yaitu Victoria, lebih dari 1,800 anak tidak terdaftar pada tahun 2008 dan tiga lahun sebelumnya ada 1,300 anak-anak bumiputera yang kelahirannya tidak didokumentasikan secara resmi.

Ketika seorang anak lahir, orang tuanya memiliki waktu 60 hari untuk mendaftarnya sebelum dikenai denda sebesar $1,000 atau Rp 10 juta yang menjadi hambatan untuk pengajuan aplikasi.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini mengungkap bahwa biaya untuk mendapatkan akte tersebut setelah pendaftaran merupakan faktor penghalang pengajuan aplikasi. Faktor lainnya meliputi bahasa dan kemampuan baca tulis, ketidakpercayaan kepada pihak berwenang dan rasa percaya diri.

Dr Gerber mengatakan lamanya waktu di rumah sakit setelah kelahiran juga berpengaruh karena sekarang ini ibu-ibu ini tidak tinggal lama dan tidak mendapatkan bantuan mengenai hal ini. Saat mereka meninggalkan RS, mereka membawa pulang banyak sekali formulir "…bukan formulir yang mudah diisi yang kemudian hilang atau rusak," tuturnya,

Studi tim Monash menunjukkan persoalan tidak terdaftarnya kelahiran ini cenderung berpusat di wilayah dengan populasi bumiputera yang signifikan, tetapi penyelidikan dari Komisi Reformasi Hukum Victoria tahun lalu mengungkap kasus yang sama juga terjadi di kalangan penduduk yang tidak berbicara dalam bahasa Inggris.

Tim Monash tidak melakukan penelitian di NSW, tetapi kelompok Enactus dari Universitas New England telah meluncurkan sebuah proyek berjudul Minimbah BC yang telah memberikan lebih dari 1,200 akte kelahiran gratis di kawasan NSW bagian utara selama dua tahun ini.

Proyek ini dimulai tahun 2010 mengikuti langkah UNE untuk mengajarkan anak-anak mengenai pentingnya uang dan menabung mengalami jalan buntu karena mereka menemukan 95 persen dari siswa di sekolah setempah di Minimbah tidak memiliki akter kelahiran sehingga mereka tidak bisa membuka rekening di bank.

Pimpinan proyek kemudian menggalang dana untuk memberikan kate lahir secara gratis dan sejauh ini telah mengumpulkan dana sebesar $200.000

'Hal ini membuka banyak pintu bagi banyak kejadian penting. Banyak aktifitas sosial yang tidak bisa dilakukan tanpa akte kelahiran."

'Masyarakat bersyukur mereka akhirnya bisa memiliki dokumen yang bisa membuka kunci bagi banyak kesempatan," ujarnya.

Salah satu upaya lain akan berlangsung minggu ini di Tamworth dan di Coffs Harbour sampai akhir bulan dengan tujuan memberikan 2.000 akte kelahiran gratis.

"Untuk perubahan yang belangsung abadi, kita perlu mengubah peraturan hukum dan administrasi untuk mempermudah pendaftaran dan prose pemberian sertifikat lahir supaya Australia tidak jatuh lebih dalam," uajr Mr Trickey.

"Kami mengusulkan perubahan-perubahan ini sehingga registrasi dan sertifikasi kelahiran bisa dilakukan secara otomatis dengan dasar laporan daftar penerimaan (pasien melahirkan) bagi semua anak di Australia."

Pertemuan-pertemuan akan dilakukan di Canberra sekitar akhir Juni untuk melobi Pemerintah Federal.