ABC

Rendah, jumlah penderita serangan jantung di NSW yang selamat

Studi terbaru menemukan warga New South Wales (NSW) yang terkena serangan jantung di luar kawasan rumah sakit dan berhasil diselamatkan jumlahnya sangat rendah dalam satu dekade terakhir.

Studi yang dimuat hari ini di Jurnal Medis Kedaruratan menyebutkan angka kasus serangan jantung di luar kawasan rumah sakit di NSW memang lebih sedikit, namun penderitanya kebanyakan tidak berhasil diselamatkan.

Data studi ini menyebutkan setiap tahun ada sekitar 3.800 orang yang mengalami serangan jantung dan hanya 10% saja berhasil diselamatkan.

Angka kematian ini hampir 10 kali lipat lebih besar dari kasus kecelakaan lalu lintas.

Profesor  Paul Middleton, Kepala Badan Resusitasi Australia NSW mengatakan hasil studi ini sangat mengecewakan.

"Kita sangat frustasi dengan hasil studi ini karena kita tahu masalah  ini solusinya sangat mudah, dan sudah terbukti sukses dan bisa langsung dilaksanakan," Kata Profesor Middleton.

Menurutnya  dengan terus menurunnya tingkat kematian dalam kasus serangan jantung di negara bagian lain maupun di luar negeri, Ia khawatir NSW beresiko ketinggalan jaman ".

"Serangan jantung memang salah satu dari pembunuh terbesar  dan mengetahui kita jauh tertinggal dalam hal penanganannya itu sama sekali tidak bisa diterima.”

Melatih masyarakat 

Profesor Middleton menggambarkan perbedaan yang sangat kontras antara tingkat kematian di Seattle, Amerika Serikat, dimana ada lebih dari 50%  penderita serangan jantung berhasil selamat.

Menurutnya tingkat keberhasilan hidup penderita serangan jantung di NSW bisa ditingkatkan secara signifikan jika penguasaan upaya pencegahan dan langkah penanganan kedaruratan,termasuk pelatihan CPR gratis masyarakat, menempatkan secara luas alat kejut listrik yang mudah diakses dan pencatatan kasus serangan jantung diimplementasikan.”

“Sejumlah langkah yang dilakukan di Seattle juga diterapkan di Victoria, Queensland dan Western Australia tapi belum di New South Wales,” tambahnya.

“Kita belum mengorganisir metode untuk mengumpulkan data pasien yang pernah mengalami serangan jantung, meskipun 90% kasus kematian dipicu oleh penyakit ini.”

“Kedengarannya memang sangat mendasar, tapi di Seattle terlihat jelas dampaknya dengan meningkatnya jumlah penderita serangan jantung yang berhasil diselamatkan nyawanya.

Langkah-langkah yang disebutkan tadi akan sukses menekan angka kematian dengan berkonsentrasi pada menit-menit pertama serangan jantung.

“Jika jantung anda berhenti berdetak, anda hanya memiliki kesempaan 3-4 menit sebelum otak anda menderita kerusakan otak permanen gara-gara kekurangan pasokan oksigen,” katanya.

 “Ambulan yang tercepat saja tidak akan mampu datang dengan batasan waktu yang tersedia seperti itu, karenanya jika tidak ada orang yang paham teknik CPR, penderita serangan jantung dipastikan akan meninggal,” katanya.