ABC

Remaja Victoria Yang Dicurigai Terlibat Teror Bisa Ditahan 14 Hari

Pemerintah Negara Bagian Victoria tengah mempertimbangkan Undang-Undang Anti-Terorisme baru yang bisa membuat remaja yang dicurigai merencanakan tindakan teroris ditahan tanpa dakwaan hingga 14 hari.

Jaksa Agung Victoria, Martin Pakula, mengatakan bahwa undang-undang negara bagian yang berlaku saat ini mengizinkan tersangka teror dewasa untuk ditahan dan diinterogasi hingga dua minggu, tapi bukan tersangka anak-anak.

Undang-undang tersebut diberlakukan di negara bagian New South Wales (NSW) setelah terjadi penembakan fatal terhadap akuntan polisi Curtis Cheng di markas besar polisi NSW di Parramatta, barat Sydney, tahun lalu.

“Kami belum membuat keputusan untuk melakukan itu, tapi masih dipertimbangkan,” kata Pakula.

“Kami telah mengindikasikannya di COAG [Dewan Pemerintah Australia] bahwa menurut kami, hal yang pantas untuk memiliki keseragaman nasional sebanyak mungkin,” ujarnya.

"Jika seseorang di bawah usia 18 tahun diyakini memiliki risiko serius untuk melakukan tindakan teroris yang kejam … maka saya pikir kita memiliki kewajiban kepada masyarakat untuk mencoba dan mengambil langkah apa pun yang kita bisa untuk melindungi masyarakat dari orang tersebut," jelas Pakula.

Perintah penahanan preventif pertama kali digunakan di negara bagian Victoria pada tahun 2015 untuk menahan Harun Causevic, yang saat itu berusia 18 tahun, sehubungan dengan rencana teror yang menarget petugas kepolisian pada Hari Anzac.

Causevic didakwa melakukan pelanggaran terorisme, tapi kemudian dakwaan itu dibatalkan.

Sebuah kelompok yang mewakili hakim kasus besar dan hakim kasus kecil Australia pada hari Selasa (13/6/2017) mengecam sebuah serangan yang dilakukan Anggota Parlemen Federal yang menyebut pengadilan Victoria lemah ketika menyangkut putusan hukuman atas pelaku terorisme.

Pakula mengatakan bahwa hal yang “tak baik” bagi negara-negara di Australia untuk memiliki undang-undang anti-terorisme yang berbeda.

“Dalam beberapa hal, Anda tak pernah tahu apakah Anda memerlukan sesuatu sampai Anda memerlukannya, atau sampai sayangnya sudah terlambat,” sebutnya.

“Berkenaan dengan radikalisasi seseorang, sayangnya kami melihat bahwa orang-orang di usia yang makin muda sedang mengalami radikalisasi,” tambahnya.

“Kami melihat bahwa banyak dari orang-orang yang dikhawatirkan dan diawasi oleh Kepolisian Victoria adalah kaum muda dan mereka tampaknya sangat rentan terhadap beberapa upaya radikalisasi daring yang dilakukan kelompok-kelompok seperti ISIS,” kata Pakula.

Tak butuh perubahan

Pengacara kriminal Melbourne yang terkenal, yakni Rob Stary, mengatakan bahwa ia tak menganggap bahwa perubahan perlu dilakukan.

“Jika ada kekurangan dalam kewenangan yang dimiliki Pemerintah, atau badan kepolisian atau komunitas intelijen, maka hal itu belum ditunjukkan,” sebutnya.

“Ini mengkhawatirkan saya bahwa ketika kita memiliki undang-undang yang kejam, itu mencegah seseorang untuk berkomunikasi dengan pengacara mereka, mencegah hak seseorang terhadap tuduhan yang memberatkan dirinya sendiri.”

"Ketika mereka secara bertahap mengikis hak individu yang sebenarnya tak butuh dilakukan – itulah sebabnya saya khawatir," tutur Stary.

Ia mengatakan bahwa dirinya tak mengetahui adanya anak yang ditahan karena dicurigai merencanakan tindakan teroris di negara bagian Victoria.

“Kami memperlakukan anak-anak dengan cara yang mencoba dan mengalihkan mereka dari sistem peradilan,” sebutnya.

Ia menerangkan, “Saya pikir, sumber dayanya jauh lebih baik dihabiskan untuk keterlibatan dengan masyarakat di mana orang-orang beresiko … ketimbang untuk struktur hukum yang membuat orang ditahan ketika mereka tak terhalang.”

“Saya pikir itu adalah cara yang jauh lebih efektif untuk membuat masyarakat menjadi tempat yang lebih aman dan pada akhirnya itulah yang ingin kita lihat, masyarakat tak ditempatkan pada risiko,” imbuhnya.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterbitkan: 16:55 WIB 13/06/2017 oleh Nurina Savitri.