ABC

Remaja Melbourne yang Ditembak Mati Kabarnya Ingin ke Irak

Abdul Numan Haider, remaja Melbourne usia 18 tahun yang ditembak mati polisi anti teror, Selasa (23/9/2014) malam, dikabarkan punya rencana untuk pergi ke Irak dan Suriah.

Menurut informasi yang diperoleh ABC, Numan juga diketahui pernah menyelidiki rencana perjalanan Perdana Menteri Tony Abbott ke Melbourne.

Menurut informasi ini, ia tidak menyatakan ancaman secara langsung kepada PM Abbott, namun berusaha mencari tahu kapan perdana menteri Australia itu datang ke Melbourne.

Polisi menjelaskan, Numan sudah diamati dalam tiga bulan terakhir, sebelum kejadian penembakan di depan kantor polisi Endeavour Hills.

Namun, di tengah informasi mengenai alasan mengapa Numan menjadi sasaran penyelidikan Satuan Anti Teror, teman-teman Numa justru memberi gambaran berbeda.

Postingan di laman Fabeook Abdul Numan Haider (18 tahun). Menurut polisi ia ditembak mati karena menikam dua petugas Satuan Anti Teror.

Salah satu di antaranya, Mohamed Ibrahim, menggambarkan Numan sebagai remaja yang sopan dan pendiam. "Dia bukan orang yang agresif atau radikal," kata Mohamed Ibrahim yang pernah sekamar dengan Numan saat camping tahun lalu.

"Dia sopan, bicaranya halus. Ketika saya dengar ada orang ditembak mati – saat tahu bahwa itu adalah Numan – saya kaget bukan main," katanya.

"Tidak ada tanda-tanda bahwa ia adalah bagian dari kelompok tertentu, seseorang yang patut ditakuti," tambah Mohamed Ibrahim.

Ia mengakui, sangat khawatir karena terjadinya perubahan begitu cepat yang dialami Numan.

"Saya kira, dia yang awalnya remaja yang ingin tahu banyak hal hingga menjadi seseorang yang terseret dalam ide-ide (garis keras), hal itulah yang perlu kita seriusi," tutur Mohamed Ibrahim.

Pekan lalu, menanggapi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Satuan Anti Teror di Sydney dan Brisbane, Numan membuat status di Facebooknya.

"Pesan dan foto ini saya sampaikan buat anjing-anjing AFP dan ASIO yang telah menyatakan perang terhadap Islam dan Muslim," demikian status di Facebooknya, yang disertai fotonya memegang bendera ISIS.

AFP adalah Kepolisian Federal Australia sedangkan ASIO adalah dinas intelijen Australia.

Namun teman-temannya tetap menilai Numan hanyalah seorang remaja yang berada di tempat yang tidak tepat dan sama sekali tidak memiliki hubungan resmi dengan ISIS.