Remaja Melbourne Juara Dunia Balap Drone
Dia baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas, tapi Thomas Bitmatta sudah menyandang gelar juara dunia balap pesawat nirawak atau drone.
Remaja pria berusia 18 tahun asal Melbourne, Victoria ini meraih kemenangan besar tahun lalu saat ia berhasil mengalahkan lebih dari 300 orang pengemudi drone handal papan atas dunia dengan memenangkan kejuaraan MultiGP International Open di Amerika Serikat (AS).
Thomas Bitmatta meraih kemenangan berturut-turut, dengan juga meraih gelar penghargaan tertinggi di kompetisi balap drone di Brisbane dan Adelaide tahun lalu, dan telah memutuskan untuk menjadikan olahraga yang menyenangkan ini menjadi sebuah jenjang karir.
Kejuaraan balap drone First-Person-View (FPV) ini sangat cepat dan ganas. Sang pilot drone hanya menggunakan kacamata untuk mendapatkan pandangan pesawat drone mereka saat mereka mengarahkannya melalui rintangan-rintangan berbentuk labirin ini.
“Jika Anda bisa membayangkan kursus bergaya balap mobil, dan ini akan meliputi kecepatan lambat, sudut yang curam, slalom, semua hal seperti itu, tapi kemudian juga tiga dimensi. Jadi Anda bisa naik, turun, mengubah segalanya,” tuturnya kepada ABC Radio Melbourne.
“Ini benar-benar menjadi permainan pengelolaan ruang udara 3D dan energi yang dimiliki quad [drone] Anda, dan itu benar-benar menjadikannya sebagai pertandingan yang menantang.

Bitmatta drone racing in Adelaide
Play
Press play then disable your screen reader. Use space bar to pause or play, and up and down arrows to control volume. Use left arrow to rewind and right arrow to fast forward.
Thomas Bitmatta, dari Roxburgh Park di utara Melbourne, telah diterima untuk belajar mekatronika namun akan menunda kesempatan studi itu selama satu tahun untuk melakukan perjalanan mengikuti kejuaraan balap drone di dunia – terutama AS.
Dia sekarang bisa memberi perhatian penuh pada olahraga ini setelah harus berjam-jam berlatih ditengah tuntutan sekolah.
“Di kelas 12 saya relattif cepat mengetahui seberapa banyak beban [latihan dan sekolah] yang harus dilakukan akan meningkat jadi saya harus belajar bagaimana menjadwalkannya,” katanya.
“Saya membuat jadwal dimana saya bisa menggunakan jam istirahat dan makan siang saya untuk mengerjakan lebih banyak tugas sekolah dan kemudian pada ujung hari saya akan saya melakukan mungkin satu jam sesi latihan menerbangkan drone atau pada akhir minggu saya bisa melakukan mungkin sesi latihan menerbangkan drone sehari penuh.
“Saya rasa hal yang paling berarti buat saya adalah betapa saya menikmati menerbangkan drone.”
Thomas Bitmatta akan menuju ke Florida bulan ini untuk bersaing dalam kompetisi balap drone AS pertama di musim ini.
Ayahnya Paul, mantan insinyur Boeing, akan menemaninya mengikuti balap drone di seluruh dunia.
Paul mengatakan bahwa anaknya bisa memperoleh penghasilan yang cukup untuk hidup dengan sponsor, hadiah uang dan bekerja dengan rumah produksi televisi drone di AS.
“Dua tahun yang lalu saya akan mengatakan ‘Anda gila’,” katanya.
“Saya mengingatkannya betapa beruntungnya dia.”