Rekor Baru Jumlah Turis Asing ke Canberra
Dari angka pariwisata Australia ditemukan pengunjung internasional ke Canberra mencapai jumlah yang lebih besar, meski mereka lebih sebentar berada di ibu kota.
Dibandingkan tahun 2015, jumlah pengunjung internasional ke Kawasan Ibukota Australia (ACT) meningkat 7 persen di tahun 2016, menjadi hampir 208 ribu orang. Meski jumlah ini masih tergolong kecil dibandingkan total jumlah turis asing ke Australia yang mencapai 7,6 juta orang.
Peningkatan pengunjung telah membantu perekonomian di wilayah ACT sebanyak AU$ 452 juta, atau sekitar Rp 4,5 triliun, naik 15 persen dan jauh di atas angka rata-rata nasional, yakni 7 persen.
Namun angka tahunan dari Penelitian Pariwisata Australia (TRA) juga menunjukkan jumlah malam yang yang dihabiskan turis asing di Canberra anjlok sebesar 13 persen.
Meskipun tetap singkat, jumlah rata-rata uang yang dihabiskan untuk akomodasi tetap sama.
Sebaliknya jumlah uang yang dibelanjakan per malam meningkat 33 persen, dari rata-rata AU$ 77, sekitar Rp 770 ribu, menjadi AU$ 103, lebih dari Rp 1 juta semalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga akomodasi Canberra menjadi lebih mahal atau pengunjung yang memilih untuk meng-upgrade akomodasi mereka. Kedua caranya ini tampaknya berdampak pada berapa lama mereka menghabiskan di ibu kota.
Mayoritas pengunjung internasional ke ACT tahun lalu bertujuan untuk liburan atau mengunjungi teman dan kerabat.
Ada sedikit penurunan jumlah orang yang datang untuk urusan bisnis atau sekolah.
Dalam sebuah pernyataannya, Pemerintah ACT menyambut laporan TRA dan mengatakan jumlah pengunjung internasional dan total pengeluaran mereka menjadi rekor bagi wilayahnya.
“Kami berharap dapat melihat hasil lebih positif, karena kami bekerja untuk meningkatkan pengeluaran pengunjung ke ACT hingga AU$ 2,5 miliar, atau sekitar Rp 25 triliun pada tahun 2020,” seperti dikutip dari pernyataan tersebut.
“China tetap menjadi pangsa pasar pengunjung internasional terbesar di ACT, 19,7 persen dari semua turis asing ke ACT, diikuti oleh Inggris, Amerika Serikat, Selandia Baru dan Singapura.”
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 16/03/2017 pukul 12:00 AEST, dari laporannya dalam bahasa Inggris bisa dibaca di sini.