Ratusan Warga Australia Korban Penipuan Berkedok Pegawai Pajak
Penipu yang berlagak sebagai pegawai dari Kantor Pajak Australia (ATO) menggunakan data pribadi publik untuk menarik uang dari ratusan korban di seluruh Australia.
Penipuan berkedok pegawai dari Kantor Pajak Australia (ATO) ini diketahui telah beroperasi selama berbulan-bulan dan aksinya semakin mengkhawatirkan. Kepolisian Australia mengatakan rincian data pribadi warga Australia telah dibajak dan dijual di pasar gelap kepada para penipu di luar negeri.
Inspektur penyelidik, Brian Hay dari Kejahatan Internet Berkelompok dan Penipuan dari Kepolisian Queensland mengatakan kepada ABC penipuan berkedok pegawai pajak ini semakin umum terjadi beberapa tahun belakangan.
"Kondisi ini bisa jadi mencerminkan ada lebih banyak data warga Australia yang beredar di pasar gelap internet dan mungkin juga lebih banyak data identitas warga Australia yang beredar di luar sana sehingga memungkinkan para penjahat ini menargetkan korban," katanya.
Menurut Brian Hay data warga Australia juga rawan dijadikan alat dan sarana bagi pelaku kejahatan di luar dunia maya untuk melakukan penipuan sehingga aksinya menjadi lebih mudah tanpa bisa dilacak aparat keamanan.
"Sebagai contoh, saya bisa saja pergi ke pasar gelap bawah tanah dan membeli data 10.000 pemegang kartu kredit di Australia seharga 8 sen untuk setiap kartu,” tambahnya.
"Dan jika saya ingin meminta data yang lebih spesifik dari data di kartu kredit itu saya hanya perlu menambahkan sekitar $8 per kartu, jadi dengan permintaan rincian identitas seperti itu, pelaku kejahatan ini bisa mendongkrak keuntungannya lebih dari 1000 persen,” katanya.
Pekan lalu, wanita di kota Perth, Sudeshna Majumdar menjadi korban penipuan berkedok pegawai Pajak.
Kepada ABC, Majumdar mengaku penipu mengetahui nomor arsip pajak, alamat rumah,nama suaminya serta sejarah dari data pajak yang dia perbaharui beberapa bulan lalu.
"Penipu itu memverifikasi nomor arsip pajak saya dan saya sempat takut ketika itu, tapi saya tidak punya pilihan dan dia mengatakan untuk jangan coba-coba mematikan telepon tersebut karena ini adalah telepon yang didengarkan juga oleh petugas kepolisian,” tuturnya.
Majumdar mengaku dengan nada mendesak, penipu meminta dia untuk menyetorkan sejumlah uang kalau tidak saya akan didatangi polisi,” katanya.
Wanita itu mengaku dia terpaksa menyetorkan uang sebesar $628 kepada penipu tersebut.
Jumlah korban penipuan ratusan
Ketua Komisi Persaingan Usaha dan Konsumen, Delia Rickard mengatakan sejak Januari 2014 lalu ada lebih dari 300 orang yang melapor menjadi korban penipuan berkedok pegawai dari kantor pajak Australia ini.
"Bentuk penipuannya beragam, tapi umumnya penipuan berkedok klaim ulang pajak, kami menerima lebih dari 6.000 keluhan mengenai penipuan jenis ini, beberapa ada yang menyebut dari pegawai pajak (ATO), ada juga yang mengaku meminta kelebihan pembayaran tagihan listik, atau ada juga berkedok pengembalian biaya dari bank,”
"Masih ada banyak bentuk penipuan lain, tapi itu diantara modus yang perlu diwaspadai. Umumnya korban diminta mengirimkan sejumlah uang untuk dapat mengklaim sejumlah dana yang dikatakan miliknya. Itu merupakan modus klasik yang biasa dilakukan oleh pelaku penipuan, masyarakat harus waspada agar tidak terjebak dan menjadi korban penipuan,’ katanya.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Kantor Auditor Jendral di delapan lembaga pemerintah termasuk Kantor Pajak Australia (ATO) mengakui sistem mereka masih sangat rawan menjadi target serangan kejahatan internet.