ABC

Ratusan Sekolah di Bangkok Ditutup Karena Polusi Udara Yang Memburuk

Lebih dari 400 sekolah di ibukota Thailand, Bangkok ditutup sampai Senin depan karena kekhawatiran terus meningkatnya polusi udara di sana.

  • Bangkok sudah dinyatakan sebagai ‘zona pengawasan polusi’
  • Ini memungkinkan pihak berwenang mereka yang melanggar usaha mengurangi polusi
  • Sekolah ditutup karena dikhawatirkan kabut bisa membahayakan kesehatan anak-anak

Ibukota Thailand ini menghadapi polusi udara terburuk yang pernah terjadi yang disebabkan adanya partikel debu yang dikenal dengan nama PM2.5.

Menjawab kritikan publik yang tidak puas dengan keadaan, dan juga kemungkinan krisis kesehatan, gubernur Bangkok Jenderal Polisi Asawin Kwanmuang juga menyatakan kota ini sebagai ‘zona pengawasan polusi.’

Dengan itu pihak berwenang bisa mengambil langkah hukum guna mengatasi keadaan termasuk penutupan jalan dan pengalihan arus kendaraan.

Mereka yang tidak mengindahkan usaha untuk mengurangi polusi seperti pembatasan penggunaan mesin solar, pembakaran di luar ruangan dan pembangunan gedung akan bisa dikenai penjara sampai tiga bulan.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha telah memerintahkan Gubernur Asawin untuk menutuip 437 sekolah, setelah pejabat mengatakan polusi akan terus memburuk sampai hari Senin.

A young girl puts on her protective face mask as she leaves school during high levels of air pollution in Bangkok.
Sekolah di Bangkok ditutup sampia hari Senin karena polusi udara yang memburuk.

AP: Sakchai Lalit

Mereka mengatakan udara yang tidak bergerak dan lalu lintas yang padat menyebabkan partikel itu kemudian tidak bergerak.

“Kami memutuskan untuk mengurangi masalah dengan menutup sekolah.” kata Asawin.

"Kami khawatir ini akan berbahaya bagi anak-anak."

Sekolah-sekolah kejuruan termasuk institusi yang menghetikan kegiatan pendidikan, namun universitas masih mempertimbangkan apa yang akan dilakukan.

Tindakan ini hanya bersifat sementara

Kementerian Kesehatan Publik mengatakan warga sebaiknya untuk tidak melakukan kegiatan di luar ruangan.

Banyak komuter dan pejalan kaki mulai menggunakan masker penutup mulut.

“Tindakan inin hanya membantu sementara saja.” kata Aek Pongpairoj, seorang dokter yang tinggal di Bangkok.

A mum picks up her child up from school, both are wearing protective masks due to the high levels of air pollution.
Menggunakan masker penutup mulut, seorang ibu menjemput anaknya dari sebuah sekolah di Bangkok.

AP: Sakchai Lalit

“Bila kita ingin solusi jangka panjang, semua sektor harus terlibat, tidak saja hanya lembaga pemerintah, contohnya, sektor swasta yang melakukan pembangunan gedung-gedung.”

"Ada begitu banyak lokasi pembangunan, dan saya melihat tindakan pencegahan saja tidak cukup."

Tingkat polusi juga terjadi di kawasan lain di Thailand, kabut asap sudah mulai terjadi di Chiang Mai dan kawasan utara lainnya di Thailand, menjelang ‘musim asap’ yang biasanya dimulai akhir Februari ketika petani membakar lahan mereka untuk memulai musim tanam baru.

Usaha mengurangi tingkat polusi di Bangkok dengan melakukan semprotan air di jalan dan juga menyemprotkan air ke udara banyak dikritik sebagai tindakan yang tidak efektif.

Warga telah diminta untuk mengurangi pembakaran di udara terbuka, dan juga disarankan untuk menggunakan dupa yang lebih pendek dalam perayaan Imlek yang akan jatuh tanggal 5 Februari.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

AP