ABC

Ratusan Pencari Suaka Diberi Batas Enam Bulan Untuk Meninggalkan Australia

Rana dan keluarganya hanya memiliki waktu enam bulan untuk meninggalkan Australia setelah keluarga pencari suaka dari Iran ini mendapat visa kategori E.

Visa terakhir untuk pencari suaka

  • Pegiat pengungsi mengkhawatirkan pencari suaka yang tidak memiliki tempat berteduh karena COVID-19
  • Rana dan keluarganya sudah diperintahkan meninggalkan rumah mereka di Sydney
  • Lembaga amal dipaksa menanggung beban untuk membantu para pemegang visa kategori E

Visa inilah yang ditakuti oleh Rana, bukan nama sebenarnya, dan suami serta kedua anaknya karena membuat mereka sekarang ada di dalam situasi yang tidak menentu,.

Bulan lalu, Rana dan keluarganya menerima kabar dari Departemen Dalam Negeri Australia bahwa mereka sekarang dilepaskan dari tahanan komunitas dan mendapat visa terakhir kategori E.

Visa itu memberi waktu bagi mereka selama enam bulan untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk meninggalkan Australia.

Dalam visa tersebut, mereka memiliki hak untuk bekerja dan mengakses layanan kesehatan, tetapi tidak lagi menerima bantuan lain seperti subsidi perumahan dan pendapatan.

“Saya sangat terkejut ketika menerima surat ini.” kata Rana yang berusia 35 tahun tersebut.

Dengan hanya pemberitahuan tiga minggu di muka, keluarganya sekarang harus keluar dari rumah berkamar dua di pusat tahanan imigrasi Villawood di Sydney Barat.

Rana dan suaminya sekarang berusaha mencari pekerjaan, namun karena sudah bertahun-tahun tidak diperbolehkan bekerja atau beesekolah, usaha mencari kerja itu sulit dilakukan.

“Bila banyak orang kehilangan pekerjaan, bagaimana kami bisa mendapatkan pekerjaan?”

Keluarga tersebut melarikan diri dari Iran karena mendapat diskriminasi agama, dan ditahan di Christmas Island dan Nauru setelah mencoba masuk Australia lewat laut.

Mereka kemudian dipindahkan ke tahanan komunitas di Darwin di tahun 2013 sebelum kemudian dipindahkan ke Brisbane dan Sydney.

Packed boxes
Rana dan keluarganya hanya diberi waktu tiga minggu untuk keluar dari tempat tahanan komunitas.

ABC News: Lydia Feng

Rana dan keluarganya termasuk 270 pencari suaka yang tiba-tiba dimasukkan dalam kelompok penerima visa kategori E, visa terakhir berjangka waktu enam bulan untuk meninggalkan Australia.

Banyak di antara mereka sudah tinggal di tahanan komunitas di Australia setelah dipindahkan dari tempat penahanan di Nauru dan Papua New Guinea karena masalah kesehatan.

Departemen Dalam Negeri Australia mengatakan visa terbaru ini memungkinkan ‘mereka tinggal sementara di Australia untuk mempersiapkan diri meninggalkan Australia”.

Sejak tahun 2017, pemerintah Australia secara teratur memindahkan status para pencari suaka ini, dari tahanan komunitas menjadi visa untuk meninggalkan Australia.

Para pegiat pengungsi mengatakan langkah terbaru ini adalah hal yang kejam dilakukan karena adanya pandemi COVID-19.

A woman poses for a photo
Carolina Gottardo mengkhawatirkan akan adanya peningkatan permintaan bantuan.

ABC News: Lydia Feng

Direktur kebijakan di lembaga Refugee Council of Australia Rebecca Eckard mengatakan para pencari suaka ini sekarang ‘berisiko tidak memiliki rumah akibat pandemi COVID-19 dan resesi yang terjadi”.

Dia mengatakan bahwa kemungkinan untuk mereka bisa mendapatkan tempat tinggal untuk disewa juga sangat kecil.

“Mereka tidak pernah menyewa sebelumnya, tidak mungkin mereka punya tabungan untuk membayar uang jaminan.”

A woman packs a box of food
Relawan di lembaga amal Jesuit Refugee Service di Westmead, Sydney.

ABC News: Lydia Feng

Kemungkinan besar, lembaga-lembaga amal yang akan membantu para pemegang visa ini, setidaknya dalam jangka waktu pendek.

Direktur Jesuit Refugee Service Australia, Carolina Gottardo mengkhawatirkan organisasinya akan kewalahan dengan permintaan bantuan.

“Ini akan sulit bagi lembaga amal yang selama ini sudah kewalahan dan juga kekurangan dana.

Departemen Dalam Negeri Australia sudah dengan jelas mengatakan kepada para pencari suaka ini bahwa mereka tidak akan bisa mendapatkan status penduduk permanen di Australia.

Three women pack boxes
Lembaga amal seperti Jesuit Refugee Service Australia sudah kekurangan dana dan kewalahan memberikan bantuan.

ABC News: Lydia Feng

“Kebijakan pemerintah jelas, tidak seorang pun yang berusaha masuk secara ilegal ke Australia lewat laut akan diizinkan tinggal permanen di sini,” kata Departemen Dalam Negeri.

Mereka hanya memiliki tiga opsi – kembali ke penahanan di luar Australia, kembali ke negara asal, atau pindah ke negara ketiga.

Tidak ada satupun dari tiga kemungkinan itu cocok untuk keluarga Rana.

Yang akan dilakukannya saat ini adalah mengajukan visa enam bulan lagi setelah yang visa ini selesai, namun tidak ada jaminan pemerintah akan menyetujuinya.

Untuk sekarang ini, mereka hanya mengandalkan bantuan dari teman-teman dan lembaga amal untuk bertahan hidup dari hari ke hari.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya.

Baca beritanya dalam Bahasa Inggris di sini