ABC

Ratusan calon pengacara Tasmania ketahuan mencontek

Lebih dari 160 mahasiswa hukum tingkat akhir di Universitas Tasmania, terpaksa harus mengulang ujian akhir mereka karena terlibat skandal kecurangan massal yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Skandal itu terungkap, setelah beberapa pekan sebelum acara wisuda digelar ABC berhasil mengungkapkan kecurangan yang dilakukan sejumlah mahasiswa tahun ke-5 dalam tes online mata kuliah Prosedur Pidana dan Perdata yang digelar beberapa waktu lalu.

Pihak universitas tidak menyebut jumlah pasti mahasiswa yang melakukan kecurangan serta tidak menjelaskan apakah pelaku kecurangan itu sudah diketahui.

Deputi Wakil Rektor, David Sadler, telah merilis sebuah pernyataan.

“Mahasiswa yang kedapatan berbagi informasi tentang materi ujian akan menjalani konseling sesuai dengan standar tinggi akademik universitas, "katanya dalam pernyataan.

Tidak jelas apakah pengumuman itu juga berarti semua yang kedapatan menyontek akan dikeluarkan. Namun dengan tidak adanya satu mahasiswa pun yang mendapatkan sanksi tersebut, tampaknya seluruh mahasiswa di kelas tersebut tengah dihukum.

Insiden ini menyebabkan seluruh nilai yang sudah mereka peroleh selama semester ini dibatalkan dan dihapus dari catatan akademis mereka.

Terkait kejadian ini, tidak ada satu pun siswa yang didekati ABC bersedia diwawancarai.  Mahasiswa-mahasiswa tersebut tampak tertekan, beberapa bahkan terlihat menangis, mengingat mereka harus dihukum karena tindakan curang dari beberapa rekannya.

Lantaran skandal kecurangan massal ini, mereka terpaksa harus menjalani ujian tambahan, termasuk ujian dalam kelas dan ujian formal.

Juru bicara Masyarakat Hukum Tasmania, Daniel Zeeman mengatakan bahkan jika mahasiswa yang mencontek ini diluluskan, mereka tetap harus menjalani ujian lain yakni ujian karakter.

"Jika Anda telah bersalah karena kesalahan akademik dan Anda secara sengaja tidak memberitahukan kepada  pengadilan bahwa sebelum mendaftar sebagai pengacara anda pernah melakukan pelanggaran tersebut maka Anda bisa saja langsung dipecat karena praktek ketidakjujuran tersebut,  pengadilan menuntut kejujuran," katanya.

Zeeman mengatakan pelaku dalam insiden ini kedepan akan menghadapi hambatan dalam karirnya .

"Menyontek ketika ujian oleh seseorang yang hendak menjadi pengacara itu adalah isu yang serius," katanya.

"Karena pertama praktek itu berhubungan dengan universitas, universitas pasti mengatasinya dengan cara beragam, tapi dari pandangan praktis jika anda ingin menjadi seorang pengacaramaka anda perlu menutup erat ketidakjujuran akademik seperti itu."

Serikat Pelajar dari Universitas Tasmania masih terus berdialog dengan pihak fakultas untuk menentukan hukuman apa yang akan diberikan kepada pelaku kecurangan ini dan tidak menghukum seluruh mahasiswa di kelas tersebut.