Ratusan Anggota Militer Australia Tersangkut Kasus Kejahatan Seksual
Sejumlah dokumen rahasia mengungkap bahwa ratusan anggota militer Australia telah terlibat dalam kasus kejahatan seksual dalam 5 tahun terakhir, beberapa di antaranya bahkan melibatkan anak-anak.
Dokumen-dokumen tersebut, yang didapat oleh salah satu surat kabar di Australia dan telah sampai ke redaksi ABC, mengindikasikan bahwa hampir 400 anggota militer telah teridentifikasi sebagai tersangka kejahatan seksual dan beberapa kejahatan serupa sejak tahun 2008.
Data itu juga mengungkap bahwa hampir 70% tuduhan non-perkosaan telah dilakukan terhadap anak-anak, termasuk sejumlah insiden mendandani anak-anak itu dan distribusi materi pornografi.
Mayoritas tentara Australia yang teridentifikasi sebagai tersangka kasus kejahatan seksual berasal dari Angkatan Darat. (Foto: ADF, Sersan Rachel Ingram)
Mayoritas anggota militer Australia yang teridentifikasi berasal dari Angkatan Darat, termasuk di dalamnya para personel non-tempur, prajurit dan tentara non-aktif.
Dipublikasikan dengan dasar hukum Kebebasan Informasi, data itu menunjukkan bahwa selama 2 tahun terakhir, 380 anggota militer telah diberhentikan dari tugasnya, dan lebih dari 80 anggota terhubung dengan tindakan tak senonoh dan pelanggaran hukum ini.
Lebih dari 330 kasus telah dilimpahkan ke kepolisian sipil sejak tahun 2008.
Lingkungan yang aman bagi pelaporan tindak kejahatan sangat penting
Komisioner Diskriminasi Seksual, Elizabeth Broderick, mengatakan, jumlah kasus yang dibawa ke otoritas sipil menandakan adanya kemajuan.
“Di satu sisi, saya cukup senang melihat adanya fakta bahwa mereka lebih cepat diserahkan ke polisi. Jumlah kejahatannya, saya tak terkejut. Faktanya, seperti yang saya tulis dalam laporan, adalah, pada tahun 2008 ada sekitar 87 kasus kejahatan seksual yang dilaporan, dan 74 kasus di tahun 2009,” sebutnya.
Elizabeth mengungkapkan, sebuah lingkungan yang aman bagi pelaporan tindak kejahatan penting sekali untuk seseorang yang tengah menimbang pelaporan atas kasus pelecehan.
“Apa yang kita tahu adalah agar orang aman untuk berbicara, ada 3 kondisi yang harus dipenuhi. Pertama, saya harus percaya bahwa tak ada toleransi bagi tindak kejahatan seperti ini dalam organisasi. Kedua, saya harus percaya bahwa hukuman akan dijatuhkan, dan saya sangat senang melihat ratusan orang telah dipecat dari militer Australia selama beberapa tahun terakhir ini, khususnya dari Angkatan Darat. Dan ketiga, saya harus percaya bahwa saya tak akan dijadikan korban atau diasingkan karena melapor, dan sejujurnya saya pikir ada beberapa hal yang perlu dibereskan di sana karena menurut saya, banyak orang masih ketakutan untuk melapor,” jelasnya.