ABC

Rahasia di Balik ‘Self-Healing’

Ilmuwan generasi baru selangkah lebih dekat untuk mewujudkan mimpi menyibak evolusi penyembuhan diri sendiri atau ‘self-healing’.

Di balik lenggak-lenggok penguin atau gerakan merayap ular yang elegan, tubuh hewan ternyata memiliki kemampuan dan gerakan yang luar biasa dengan beragam bentuk yang jelas berbeda.

Profesor Peter Currie, pemenang Australian Museum Eureka Prize for Scientific Research tahun 2015 meneliti asal-usul bentuk tubuh hewan.

Ketertarikannya terhadap bentuk binatang yang berbeda telah menghasilkan serangkaian terobosan yang luar biasa karena kemampuan mereka untuk memajukan pengobatan manusia. Termasuk dalam hal ini adalah kasus ‘danio rerio’, atau ikan zebra Himalaya, yang mampu meregenerasi sumsum tulang belakang yang terputus – dan menyimpan rahasia yang memungkinkan makhluk lain, termasuk manusia, untuk melakukan hal yang sama.

Professor Peter Currie
Professor Peter Currie, kepala Australian Regenerative Medicine Institute pada Monash University.

Supplied: Monash University

Riset yang dilakukan Profesor Peter ini berlangsung di Institut Kedokteran Regeneratif Australia (ARMI) senilai 153 juta dolar (atau setara Rp1,53 triliun), pusat penelitian yang ia kepalai di Univeristas Monash, di Melbourne, Australia. Fokus penelitian dari para ilmuwan ARMI adalah sekelompok besar akuarium, yang meliputi ikan zebra dan spesies lainnya -yang mendorong penemuan biologis dan memicu terobosan medis di ARMI.

Hewan seperti ‘danio rerio’ atau ikan zebra telah memungkinkan Profesor Peter menemukan penyebab tersembunyi dari penyakit otot degeneratif, dan memproduksi sel-sel induk darah buatan yang dibutuhkan oleh pasien hemofilia atau leukemia, untuk menggantikan kebutuhan transplantasi sumsum tulang.

Kunci bagi terobosan ini adalah pengetahuan yang diperoleh dari melihat bagaimana sebuah sel tunggal hewan yang berbeda, menciptakan tubuh berpola istimewa.

“Dengan sinyal yang tepat, sel induk embrionik menjalani pola khas pertumbuhan yang menghasilkan berbagai jaringan dan organ, sementara di sisi lain menyediakan sel induk yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan regenerasi bagi tubuh dewasa,” jelas Profesor Peter.

Ia menambahkan, tubuh manusia dewasa sayangnya tak memiliki banyak kemampuan regeneratif. Tapi hal itu ada dalam sistem tubuh mereka. Profesor Peter ingin mengungkap rahasia regeneratif dari tubuh dan, untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, menerapkan pengetahuan itu untuk memajukan ilmu kedokteran. Dan ikan zebra mampu meregenerasi saraf tulang belakang yang terputus hanya dalam waktu enam minggu. Kemampuan ini membantu tim Profesor Peter untuk mengidentifikasi mengapa sumsum tulang belakang manusia tak mampu beregenerasi sendiri setelah cedera.

“Ini mungkin tampak aneh, tapi ikan zebra adalah model penyakit manusia yang benar-benar baik,” kata Profesor Peter. “Untuk penyakit distrofi otot, ikan zebra mengalaminya dengan cara yang sama seperti manusia. Sel-sel yang sama terpengaruh dan kerusakan otot yang sama terjadi.”

Meski demikian, temuan yang membuat para ilmuwan ini gembira adalah setelah dibuahi, telur ikan zebra menjadi hampir transparan.

“Jika Anda pernah melihat embrio ikan zebra dengan mikroskop, Anda akan mengerti mengapa kami menelitinya,” kata Profesor Peter. “Kami benar-benar bisa melihat ikan zebra baru terbentuk dalam 24 jam dengan mikroskop, dan kami bisa melihat ketika proses perkembangan berjalan salah dan jika suatu penyakit muncul.”

Pada akhirnya, itu akan membuat semua spesies dan pihak yang terlibat – ikan zebra, kolaborator, spesies non-model, dan ilmuwan generasi baru – mewujudkan impian untuk belajar mengungkap evolusi penyembuhan diri sendiri atau ‘self-healing’.

Artikel ini diproduksi oleh Monash University