ABC

Puluhan Ribu Warga Fiji Masih Tinggal di Pengungsian

Sekitar 55 ribu penduduk Fiji saat ini masih tinggal di pengungsian, dua pekan setelah badai topan Winston menerjang negara kepulauan di Pasifik itu. PBB menyebut sekitar 120 ribu penduduk butuh tempat tinggal setelah rumah mereka hancur akibat badai.

Badai Winston menerjang Fiji pada 20 Februari lalu, disebut-sebut sebagai yang paling buruk yang pernah terjadi di kawasan tersebut. Kekuatan angin tercatat mencapai 330 km/jam.

Jumlah korban jiwa tercatat 43 orang, dan sekitar 90 persen bangunan hancur di daerah yang paling parah.

Kapal Perang Australia HMAS Canberra telah tiba di Fiji awal pekan ini membawa tambahan personil yang kini sudah hampir mencapai seribu orang guna membantu upaya pemulihan.

Direktur Pengelolaan Bencana Nasional Fiji, Akapusi Tuifagalele kepada media setempat menjelaskan tim Australia menggunakan helikopter untuk menyalurkan bantuan ke wilayah terpencil dan pulau-pulau yang sulit dijangkau.

Sementara itu Selandia Baru juga menambah personil medis mereka di Fiji.

Upaya rekonstruksi pasca bencana kini telah dimulai, dan banyak penduduk berupaya memperbaiki rumah masing-masing.

Lembaga bantuan internasional yang terlibat rekonstruksi disarankan untuk menerapkan desain bangunan yang lebih tahan bencana.

Professor David Sanderson dari University of New South Wales misalnya, menekankan perlunya membangun kembali perumahan penduduk dengan menghindari material murah dengan sistem pembangunan cepat.

"Lebih dari 24 bangunan rumah hancur, sehingga tantangannya memang cukup berat," katanya.

Pemerintah Fiji dilaporkan telah membuka kontrak untuk pembangunan perumahan yang siap pasang untuk dibangun di daerah pedalaman yang paling parah kerusakannya.

UNICEF mengatakan selain ribuan penduduk yang masih mengungsi, banyak warga yang juga terpaksa tidur di jalan-jalan.

Juru bicara UNICEF Alice Clements kepada ABC menjelaskan, pihaknya menyiapkan 60 ruang kelas darurat untuk menampung kebutuhan pendidikan anak sekolah.

Ratusan sekolah hingga kini belum buka baik karena bangunannya hancur atau rusak, dan nilai kerugiannya diperkirakan mencapai 27 juta dollar.

Clements mengatakan pihak berwenang berupaya keras mengembalikan anak-anak ke sekolah.

"Fiji adalah negara yang sangat menghargai pendidikan. Mereka juga mengutamakan kestabilan emosional warganya. Hal ini sangat menggembirakan," katanya.

Anda bisa menyalurkan bantuan untuk bencana di Fiji melalui ABC's Red Cross Fiji Relief Appeal.