ABC

Puluhan Ribu Warga Australia Tertipu Rp 89 M Setahun

Puluhan ribu orang Australia menjadi korban penipuan setiap tahun, dengan penipuan dating internet yang paling banyak menimbulkan kerugian finansial, menurut Australian Competition and Consumer Commission (ACCC).

Angka paling akhir dari badan pengawas konsumen itu menunjukkan kenaikan 10 persen dalam penipuan tahun lalu dan trend yang mengkhawatirkan dalam phising dan pencurian identitas.

Dalam laporan berjudul Targeting Scams Report, ACCC mengatakan, orang Australia dirugikan 25 juta dolar dari penipuan dating internet.

Tapi dari seluruhnya 92 ribu keluhan yang diterima – dengan jumlah kerugian 89 juta dollar – hanya 2777 yang berkaitan dengan dating internet.

Yang paling dikeluhkan adalah penipuan dengan meminta pembayaran fee di depan, dimana konsumen biasanya diminta untuk membayar dengan kartu kredit untuk memperoleh semacam hadiah.

Deputi Ketua  ACCC Delia Rickard mengatakan, angka-angka ini hanya gambaran sekeilas tentang berapa banyak orang yang dirugikan akibat penipuan.

"Kami berbicara dengan beberapa badan lainnya, dan kini sedang diusahakan supaya dibentuk suatu pusat untuk menampung semua laporan penipuan di Australia," katanya kepada ABC.

Rickard mengatakan, penipuan lewat dating internet sangat memprihatinkan.

"Si penipu tahu bahwa dengan menjalin hubungan pribadi dan mengorek informasi tentang diri korban dan memperoleh kepercyaaan, terbukalah jalan untuk memorot  korban," katanya.

Kebanyakan pelaku menggunakan profil palsu di situs-situs dating internet., kata Rickard.

"Kami sudah berusaha memberi pedoman tentang bagaimana menghindari penipuan, mengidentifikasi penipu, menjauhkan diri dari dari situs-situs seperti itu."

Lebih dari 10 persen korban penipun melaporkan kehilangan lebih dari 10 ribu dolar (lebih dari Rp 100 juta)

Penipuan paling banyak dilaporkan oleh orang-orang dari kelompok usia 45-54, dan jumlah orang berusia 65 tahun atau lebih yang melaporkan penipuan hampir dua-kali lipat menjadi 18 persen.

Sejalan dengan perkembangan di tahun-tahun belakangan ini, 52 persen penipuan dilakukan lewat telepon dan SMS, dengan kerugian finansial seluruhnya 29 juta (sekitar Rp 29 miliar).

Rickard juga sangat prihatin tentang "sangat meningkatnya" phising dan pencurian identitas pribadi.

Biasanya korban diminta mengisi survey dan "anda dapat memenangkan voucher 50 dolar". Korban lalu mengisi formulir dan memberikan data pribadi seperti nama, umur, alamat dan mungkin data kartu kredit supaya hadiahnya dapat didepositkan, nomer kartu kesehatan dan kartu paspor.

Si penipu kemudian menggunakan informasi ini untuk membuka rekening bank, meminta pinjaman atas nama korban, dan mengeruk simpanan di rekening bank korban.

Di tahun 2012, ACCC menerima sekitar 84 ribu keluhan dengan kerugian total pada konsumen 93 juta dolar.

Laporan itu juga mendapati, para penipu masih lebih suka melakukan 'high-volume scams', yaitu menipu sejumlah besar korban dengan permintaan untuk mengirim sejumlah kecil uang