ABC

Protes Perjanjian Pengungsi, Kedubes Australia di Kamboja Didemo

Sejumlah demonstran melakukan aksinya di depan kantor Kedutaan Besar Australia di Phnom Penh, Kamboja, menjelang penandatanganan perjanjian penanganan pengungsi antara kedua negara.

Menurut informasi yang diperoleh ABC, Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison akan menandatangani perjanjian tersebut Jumat (26/9/2014).

Perjanjian ini menyepakati pengiriman para pencari suaka yang ditangani Australia di Nauru ke Kamboja. Dikabarkan, pengiriman itu kan dimulai akhir tahun ini.

Meskipun isi perjanjian belum banyak diketahui, namun sejumlah pihak telah melancarkan protes mengingat Kamboja tergolong negara miskin.

Menteri Scott Morrison menjelaskan, biaya pengiriman dan penempatan pengungsi di Kamboja akan ditanggung Australia.

"Pemerintah Australia akan menyalurkan dana 40 juta dolar dalam empat tahun guna mendukung berbagai program pembangunan," jelasnya.

"Dana ini tidak termasuk bantuan 79 juta dolar yang saat ini telah kami salurkan ke Kamboja," tambah Menteri Morrison.

Namun pihak oposisi di Kamboja menyebutkan, dana bantuan Australia tersebut akan disalahgunakan oleh pemerintah Kamboja. Selain itu, Kamboja juga tidak memiliki kesiapan untuk menangani para pengungsi.

"Perjanjian ini memalukan dan juga tidak legal," tegas Virak Ou, ketua Pusat HAM Kamboja.

"Kamboja tidak dalam posisi menerima pengungsi. Kami ini negara miskin. Saya tidak tahu misalnya bagaimana para pengungsi ini akan menyekolahkan anak-anaknya," katanya.

Namun Menteri Morrison bersikukuh, perjanjian ini akan membuat pusat detensi imigrasi di Nauru dan Pulau Manus menjadi kosong.