ABC

Protes, Mahasiswa Australia Lempar Serbet Ke Menteri Pendidikan

Para pengunjuk rasa menginterupsi pidato Menteri Pendidikan Australia, Simon Birmingham, di kantor Klub Pers Nasional Australia. Mereka memprotes perubahan kebijakan pendidikan tinggi.

Para pengunjuk rasa menyerbu panggung tempat Menteri Birmingham berpidato sambil berteriak, “Tak ada pemotongan, tak ada biaya, tak ada universitas komersil.” Salah satu dari mereka bahkan melemparkan serbet ke wajah sang Menteri.

Menteri Birmingham tidak terganggu oleh protes tersebut dan melanjutkan pidatonya setelah menggambarkan aksi itu sebagai “hiburan sampingan” dan “aksi pengalihan”.

“Saya rasa, belum ada satu tahun dalam beberapa dekade terakhir ini kita tak melihat mahasiswa yang melakukan demonstrasi pada tahap tertentu,” sebutnya.

Pengunjuk Rasa
Para mahasiswa juga memprotes pemotongan pendanaan Pendidikan tinggi di depan kantor Perdana Menteri di Sydney.

AAP: Paul Miller

Tidak jelas bagaimana para pengunjuk rasa melewati keamanan untuk memasuki gedung Klub Pers Nasional Australia.

Pada saat gangguan tersebut terjadi, Menteri Birmingham tengah menguraikan perubahan pendanaan universitas yang akan menimbulkan kenaikan biaya kuliah sebesar 7,5 persen pada tahun 2021, atau naik $ 3.600 (atau setara Rp 36 juta) untuk kuliah empat tahun.

Sejumlah mahasiswa juga memprotes perubahan pendanaan tersebut di luar kantor Menteri Pendidikan dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull pada hari Kamis (04/05/2017).

Daniel Nesser, yang mengorganisir demonstrasi di luar kantor Menteri Birmingham, mengatakan bahwa demonstrasi di gedung Klub Pers Nasional telah direncanakan dengan baik sebelumnya.

Skip Twitter Tweet

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

TWITTER: Protes Mahasiswa

Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, juga disambut para pengunjuk rasa saat menerima gelar doktor kehormatan di University of Adelaide pada hari Rabu (03/05/2017).

Asosiasi Mahasiswa Universitas Nasional Australia (ANUSA) melakukan demonstrasi tersebut pada hari Kamis (04/05/2017) pagi. Mereka mengaku bahwa mereka “marah” dengan perubahan tersebut.

“Mahasiswa pernah memperjuangkan deregulasi sebelumnya dan kami ingin menunjukkan kepada Simon Birmingham bahwa kami akan berjuang lagi,” demikian pernyataan ANUSA.

“Perubahan anggaran yang dikonfirmasi oleh Menteri Pendidikan itu berarti para mahasiswa akan membayar kuliah lebih mahal dan mendapatkan lebih sedikit dari perkuliahan mereka.”

Pengunjuk Rasa
Perubahan kebijakan ini akan menimbulkan kenaikan biaya kuliah sebesar 7,5 persen pada tahun 2021.

ABC News: Richard Martin

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.