ABC

Prospek Kelanjutan TPP Pasca Terpilihnya Trump

Ini adalah pakta perdagangan ambisius dan kontroversial yang akan mencakup hampir 40% dari ekonomi global dan meneguhkan kepemimpinan Amerika Serikat (AS) di Asia-Pasifik.

Tapi kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat 2016 mungkin saja menamatkan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), yang dijanjikan Pemerintah Turnbull akan memberi pasar baru yang berharga untuk daging sapi, gandum dan susu Australia.

Kalangan Pro- perdagangan bebas di AS dan dalam pemerintahan Obama sendiri telah memberi harapan bahwa terlepas dari siapa yang akan memenangkan pemilu AS, TPP bisa diratifikasi dalam sidang Kongres di akhir periode -yang diadakan setelah Pemilu, tapi sebelum presiden baru dilantik.

Kemungkinan hal itu untuk terjadi selalu tipis, setelah kampanye presiden yang memanas dan memicu sentimen anti-perdagangan bebas.

Tapi kemenangan Trump dalam pemilihan Presiden AS, membuat kesempatan itu menjadi masuk akal.

Perlawanan terhadap TPP yang dinilai kontroversial adalah inti dari kampanye Trump sejak awal, dan kemitraan itu akan terancam segera setelah ia mengambil sumpah jabatan pada 20 Januari 2017.

Perjanjian, yang disusun dalam waktu 7 tahun, itu adalah capaian besar dalam program “poros Asia” dari Pemerintahan Obama. Sebuah rencana untuk mengukuhkan kepemimpinan dan pengaruh Amerika di kawasan Pasifik.

Sebelas negara TPP lainnya bisa maju tanpa AS, tapi hal ini tampaknya tak mungkin terjadi mengingat kebanyakan dari poin dalam perjanjian itu adalah [terbukanya] akses yang lebih baik terhadap ekonomi AS yang luas.

Konsekuensi yang lebih luas dari terpilihnya Trump terhadap perdagangan global bisa jadi cukup besar.

Ia telah berjanji untuk melabeli China secara resmi sebagai “manipulator mata uang”, dan bersumpah untuk menggugat China dalam kasus perdagangan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Menlu Bishop: tak ada indikasi Trump akan negosiasi ulang

Institut Ekonomi Internasional Peterson di AS melaporkan, kebijakan perdagangan Trump bisa memicu perang dagang dengan China dan Meksiko, dan menyebabkan resesi sebesar 4 juta lapangan pekerjaan Amerika.

Trump berjanji, ia akan melakukan negosiasi ulang perjanjian perdagangan internasional jika ia terpilih, dan berpendapat bahwa perjanjian seperti NAFTA -pakta perdagangan Amerika Utara yang meliputi Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko -bertanggung jawab penuh atas hilangnya pekerjaan dan penurunan manufaktur di Amerika.

Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan, ia tak percaya bahwa perjanjian perdagangan bebas Australia – AS [AUSFTA] yang sudah berlangsung selama 11 tahun akan menjadi prioritas negosiasi ulang.

"Tak ada indikasi bahwa Donald Trump ingin menegosiasikan ulang kesepakatan perdagangan bebas Australia-AS," sebut Menlu Bishop.

“Kami mengalami defisit perdagangan dengan Amerika Serikat. AS memiliki surplus yang cukup besar sehingga itu tak mungkin berubah,” pendapatnya.

Ia menyambung, “Sehubungan dengan Kemitraan Trans-Pasifik, yang merupakan kesepakatan regional, kami khawatir bahwa kedua kandidat menentang perjanjian itu dalam bentuk yang sekarang.”

Menlu Bishop mengatakan, Australia terus mendesak Kongres AS untuk meratifikasi TPP dalam sidang terakhir mereka selama masa transisi sebelum Trump dilantik.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterjemahkan: 19:55 WIB 09/11/2016 oleh Nurina Savitri.