Pria Victoria Eksploitasi Turis Backpacker
Seorang warga Victoria menjadi sasaran penyelidikan pemerintah federal atas tuduhan mengeksploitasi turis backpacker. Mereka dipekerjakan di industri pemetikan buah dengan dibayar murah sebesar 60 sen per jam.
Komisi Ombudsman Peradilan Kerja menerima sejumlah laporan keluhan mengenai operator di Mildura sebelum Hari Natal kemarin termasuk dugaan pelecehan seksual.
Craig Bildstein, Direktur Kantor Komisi Ombudsman itu mengatakan pihaknya juga menerima laporan kalau laki-laki tersebut menempatkan puluhan turis backpacker di dalam satu rumah sehingga harus tidur berjejal di dalam rumah itu dan sebanyak 12 orang lainnya terpaksa tidur di garasi.
"Laporan ini menyebutkan para turis backpacker itu diminta membayar $150 per minggu dan sebanyak 32 orang dilaporkan ditempatkan di satu rumah dan puluhan lainnya terpaksa tidur di garasi," katanya.
Pria Victoria itu juga dituduh meminta upah sebesar $450 atau sekitar Rp4,5 juta untuk mencarikan pekerjaan bagi turis backpacker yang tinggal dirumahnya.
Dalam laporan yang diterima Komisi Ombudsman juga disebutkan pria itu melakukan bullying dan pelecehan seksual kepada karyawannya di rumah singgah para backpacker tersebut.
Bildstein mengatakan ini bukan pertama kali Komisi Ombudsman Peradilan Kerja menerima keluhan mengenai operator tersebut.
"Tuduhan yang dilaporkan kepada kami meliputi bullying, pelecehan seksual dan memeras tamu backpacker sebesar ratusan dolar,' katanya.
"Beberapa dari kasus ini sudah sangat jelas berada di luar kewenangan kami, namun kami pasti meneruskan laporan keluhan ini kepada pihak berwenang lokal dan kemungkinan besar polisi," katanya.
Serikat Pekerja Australia (AWU) mengkhawatirkan tindakan pria itu yang mengeksploitasi pekerja asing yang dipekerjakan di industri pemetikan buah.
Sekrertaris perwakilan AWU di Victoria, Ben Davis mengatakan perekrutan buruh yang dilakukan pria itu umum terjadi di industri pemetikan buah.
"Saya memandang ini adalah bagian dari masalah yang lebih besar. Para petani buah di Australia sendiri tidak sepenuhnya mengerti apa yang terjadi mengenai besaran pembayaran gaji buruh yang bekerja di kebun mereka," katanya.
"Ini bukan satu-satunya keluhan semacam ini yang diterima Komisi Ombudsman Peradilan Kerja baru-baru ini, "
Komisi Ombudsman Peradilan Kerja mengatakan pihaknya saat ini telah meningkatkan penyelidikannya dengan juga menyasar aturan mempekerjakan orang di industri pemetikan buah.