ABC

Presiden Jokowi Serukan Warga Indonesia Tentang Paham Intoleran

Presiden Indonesia Joko Widodo meminta ulama Islam moderat untuk mencoba dan meyakinkan orang Indonesia untuk tidak mengikuti pendapat para kelompok garis keras yang intoleran.

ABC merupakan satu-satunya media Australia yang diundang ke Jawa tengah untuk menghadiri upacara Maulid Nabi sekaligus untuk menunjukkan dukungan kepada Presiden Joko Widodo.
Selama enam jam ditengah panas terik, ribuan pemuda muslim berbaju putih menunggu kedatangan presiden di sebuah tenda terbuka di kota Pekalongan.
Tenda tersebut dipenuh massa yang berjejalan, mereka bersimbah keringat dibawah suhu 40 derajat celcius, mereka mengaji sambil menunggu kedatangan para pejabat.
Akhirnya, acara resmi dimulai dengan ulama setempat Habib Mohammad Luthfi bin Yahya, mengatakan kepada hadirin bahwa Ia sangat marah akan adanya kelompok garis keras yang mengancam persatuan Indonesia.

“Ulama bersatu bersama presiden, dengan Panglima Militer, bersama Kapolri. Kita adalah benteng Indonesia.”

“Kita diberkati dengan kemajemukan’

Jenderal Gatot Nurmantyo di majalah
Jenderal Gatot Nurmantyo tampil di sampul majalah Globe Asia.

ABC News: Adam Harvey

Jenderal Gatot Nurmantyo tampak tidak terpengaruh oleh kontroversi yang terjadi minggu lalu menyusul keputusannya untuk menghentikan kerjasama militer dengan Angkatan Pertahanan Australia, berkenaan dengan materi ‘yang dianggap menghina’ tentang Papua Barat yang dipajang di markas Pasukan komando Australia di Perth.
Para pejabat tinggi Indonesia ini tampak bersatu guna menghadapi kelompok Islam garis keras, yang mendesak diberlakukannya hukum Syariat Islam dan melarang non-muslim memegang jabatan publik.

Presiden Jokowi di Pekalongan
President Jokowi berbicara didepan umat Islam di Pekalongan, Jawa Tengah didampingi Kapolri dan Panglima TNI (9/1).

Adam Harvey Twitter

Akhirnya Presiden Joko Widodo maju ke podium.

“Jangan seperti sejumlah negara yang hanya memiliki satu etnis, kita memiliki 700 etnis.
“Kita harus bersyukur – inilah kekuatan kita.”

Presiden dan orang-orang China belakangan telah menjadi sasaran berbagai kampanye buruk di internet.

Masalah ini didorong oleh kelompok-kelompok garis keras seperti Front Pembela Islam, FPI, dan bertepatan dengan kasus penistaan agama terhadap Gubernur DKI Jakarta Ahok, yang dituduh menghina Alquran.
“Anda bisa memperoleh informasi dari mana saja tapi siapa yang bisa menyaring mana yang bohong dan mana yang merupakan kebenaran, mana yang fitnah dan mana yang merupakan kebenaran, mana yang provokasi dan mana yang tidak,” kata Widodo.
“Jika informasi tidak disaring atau dipilih banyak dari kita akan memiliki penilaian yang salah dan pada akhirnya itu akan merusak kesatuan dan kebersamaan kita.”

Diterjemahkan pada pukul 15:00 WIB, 9/1/2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.