ABC

Potret Bocah Iran dari Desa di Atas Awan Menangi Lomba Foto di Australia

Sebuah foto misterius dari seorang anak muda asal Iran berhasil menjadi jawara salah satu kompetisi fotografi terbesar di Australia.

Imigran asal Iran, Hoda Afshar, memenangkan hadiah uang senilai 25.000 dolar (atau sekitar Rp 250 juta) dalam kompetisi Nasional Portrait Photographic Prize, yang diselenggarakan oleh Galeri Potret Nasional di Canberra.

Foto kemenangan Hoda adalah foto seorang bocah yang berdiri di tengah jalanan desa pegunungan Iran, yang konon terletak di atas awan.

"Saya mendengar tentang desa yang letaknya di atas awan ini. Desa ini berkabut, cantik. Sebagai imigran, Anda selalu memiliki visi nostalgia tentang sebuah tempat yang dulunya anda sebut rumah," aku Hoda.

Hoda Afshar mengatakan, ia langsung tahu kalau dirinya mengambil gambar yang bagus ketika memotretnya.

Fotografer berusia 31 tahun ini bermigrasi ke Melbourne dari Teheran, 8 tahun lalu, dan pergi ke desa itu baru-baru ini, dalam sebuah perjalanan pulang kampung.

Ketika ia melihat anak itu di jalan, ia mencoba berbicara dengannya tapi komunikasi mereka terbatas karena perbedaan dialek.

Anak itu mengulurkan tangannya untuk menunjukkan Hoda buah beri kecil yang ia petik dari pedesaan di sekitar mereka.

"Lalu ia mulai berayun dari pohon ke pohon untuk memetik lebih banyak buah beri," cerita Hoda.

Foto itu diambil menggunakan film dengan kamera berformat medium.

Hoda harus menunggu satu bulan hingga ia kembali ke Australia untuk melihat hasil akhirnya, tapi perempuan ini mengatakan, ia langsung sadar jika dirinya menangkap gambar yang bagus ketika ia memotretnya.

"Ini adalah saat ketika saya berpikir bahwa setiap fotografer mengalaminya. Anda tahu bahwa Anda memiliki sesuatu yang istimewa di sana," tuturnya.

Dengan suara bulat, panel juri memutuskan untuk memberi penghargaan ke karya Hoda.

"Anda ingin tahu lebih banyak tentang hal itu, yang merupakan faktor penentu, ketika Anda melihat begitu banyak karya yang dilombakan," kata juri tamu, Nikki Toole.

Ada 2.500 foto yang berkompetisi tahun ini, jumlah peserta tertinggi dalam sejarah delapan tahun kompetisi ini.

Hanya 44 di antaranya yang terpilih untuk pameran finalis, termasuk foto kemenangan Hoda.

Hoda belajar fotografi di Teheran dan bekerja sebagai fotografer koran sebelum memindahkan hidupnya- dan praktek fotografinya – ke Australia.

Ia mengutarakan, selama bertahun-tahun, ia ingin memenangkan ‘National Photographic Portrait Prize’, bahkan telah menempatkan logo kompetisi ini pada papan pribadinya untuk menginspirasi ketika pertama kali pindah ke Australia.

Hoda berencana untuk menggunakan hadiah Rp 250 juta untuk bepergian dan menunjukkan karyanya kepada khalayak yang lebih luas.

Direktur Galeri Potret Nasional di Canberra, Angus Trumble, mengatakan, tahun ini, kompetisi yang diikuti Hoda lebih banyak menarik perhatian karya-karya yang lebih gelap, bernuansa kumuh serta lebih optimistis.

"Foto-foto itu menarik dan subyek yang menunjukkan keragaman negara ini," jelas Angus.

Fotografer berita, pemotret diri, amatir dan profesional semua terwakili dalam kompetisi ini.

Pameran finalis akan dilangsungkan di Galeri Potret Nasional hingga 8 Juni, sebelum tur ke luar Canberra.