Politisi Katolik Australia yang Cinta Lingkungan
Tony Burke adalah penganut Katolik. Menurutnya, itu berarti pergi ke gereja setiap minggu, duduk di belakang, dan kemudian pergi dengan diam-diam.
Politisi asal Partai Buruh ini mengatakan jika keimanan adalah hal yang pribadi. Ia merasa frustrasi saat politisi dikategorikan berdasarkan keyakinan mereka.
Ia mengaku hal itu uterjadi saat ia sebelumnya menentang pernikahan sesama jenis kelamin.
Pendapatnya ini, menurutnya, sebenarnya berdasarkan pada pandangan konservatif dari warga di daerah pemilihannya.
Dan ia mengatakan masih menghadapi kesulitan, setelah memutuskan mengubah posisinya dan kini mendukung perubahaan undang-undang pernikahan.
“Bahkan sekarang, warga memberitahu saya jika mereka sangat kecewa,” katanya.
“Minggu lalu saya kedatangan warga yang mendukung saya, untuk mengangkat isu ini yang dianggap mengkhawatirkan.”
“Jadi Anda tahu, saya memiliki daerah pemilihan, di mana saya merasa kita menimbangkan seberapa jauh dan sampai mana Anda harus mencerminkan daerah pemilihan, juga sampai sejauh mana Anda memberikan apa yang dianggap kepemimpinan.”
Ia beribadah, tapi merasa tidak nyaman terlibat dalam ibadah bersama-sama yang dilakukan di Gedung Parlemen.
“Bagi saya ibadah adalah ketenangan, dan sangat pribadi,” katanya.
Tony mengatakan fokusnya saat ini adalah menghabiskan waktunya di bidang politik, untuk menutut kesetaraan untuk semua orang.
Pandangannya dimulai ketika ia mendapat komisi yang lebih rendah, dibanding anak-anak lain yang mengirimkan koran-koran di lingkungannya.
“Saya mengajak anak-anak tersebut untuk membuat serikat dan saya mendatangi atasan dengan permintaan,” katanya.
“Sang bos berkata, ‘Tidak, tidak, tidak, saya tidak perlu mendengarkan kamu, ini bukan perserikatan sejati, serikat pekerja membayar iuran keanggotaan’.
“Jadi saya kembali kepada teman-teman saya dan mengatakan ‘baiklah, ayo lemparkan uang koin’.”
Lalu, tuntutan mereka dipenuhi dengan mendapat komisi 12,5 persen, satu dolar ekstra saat hujan, dan makanan gratis menjelang Natal.
“Kita merayakannya dengan membelanjakan uang dari biaya serikat dan peremen,” kata Tony.
Ini membuat kesetaraan menjadi miliki dampak lain, yang pada saat ia masih duduk di jajaran kabinet, ada tanggung jawab besar untuk mencapai kesetaraan ini.
Tony juga memiliki kenangan menjadi bagian dari kelompok lintas partai, yang melakukan perjalanan ke Singapura untuk mengajukan permohonan grasi bagi Van Tuong Nguyen.
“Anda ke sana karena tahu hampir tidak ada kesempatan, tapi juga mengetahui jika kita memiliki kesempatan untuk menghentikan eksekusi mati tersebut.”
“Karena akan terjadi dalam waktu tertentu, maka setiap kata, setiap huruf, setiap intonasi adalah satu-satunya kesempatan yang dimiliki,” katanya.
“Saya tidak ingat berapa perbincangan yang saya lakukan selama berada di sana. Tapi saya ingat pintu tertutup saat kami pergi.”
“Dan aku merenungkannya.”
Ia juga mencoba membawa sisi yang lebih kreatif ke dalam politik, termasuk dalam pendekatannya terhadap kebijakan lingkungan, dibawah kepemimpinan PM Kevin Rudd.
“Kami mengembangkan sudut pandang lingkungan, yakni sesuatu layak diselamatkan jika memiliki spesies yang benar-benar terancam punah,” katanya.
“Semua prinsip ilmiah tentu saja sangat penting, tapi Anda harus melihat sisi kemanusiaan dan diri kita sendiri agar benar-benar memiliki makna.”
Saat ia remaja ia pernah memiliki poster lingkungan dari hutan Daintree Rainforest, dipasang di dindingnya, ia juga menulis kepada anggota parlemen Partai Buruh untuk menjaganya agar dia dapat berkunjung kesana.
Ini pula yang mengantarkan dirinya menjadi menteri lingkungan.
Ia ingat, setelah bertahun-tahun belajar tentang tempat itu, kemudia duduk terpesona dengan pepohonan dan pasir di sekelilingnya.
“Dalam benak saya, karang menjadi tempat kehidupan, begitu pula dengan hujan tropis” katanya.
“Saat itu, saya duduk di pasir dan hanya kagum betapa indahnya hutan tersebut.”
Ia mengatakan itu adalah gambaran besar soal lingkungan yang ingin dijaganya.
“Saya merasa sebagai karakter dalam film Good Will Hunting, di mana karakter yang diperankan Robin Williams berkata kepada karakter Matt Damon, ‘Saya yakin kita bisa menjelaskan setiap lukisan di Kapel Sistina, tapi saya yakin kita tidak tahu seperti apa rasanya disana,” katanya.
Ia yakin, tidak ada cukup ruang untuk berimajinasi dalam politik federal Australia.
Kantor Tony ada setumpuk gitar, keyboard dan perlengkapan musik lainnya.
Ia membaca puisi dengan suara keras setiap hari, membawa gitar kemanapun ia pergi, dan ia menghabiskan malam untuk mengetahui cerita popular dari program Lateline.
“Saya rasa, di dunia politik, kita bisa terjebak dalam dunia non-fiksi, dimana apa yang ada di sekitar Anda adalah keseriusan dan gagasan kebijakan,” katanya.
Ia tahu beberapa elemen kehidupannya dalam dunia politik akan terus menghantuinya, walaupun ia meninggalkan parlemen nanti.
“Tapi saya tetap menjadi anak yang tumbuh dengan banyak peluang dan bekerja, yang artinya saya memiliki kewajiban untuk mencoba menggunakan platform itu untuk orang-orang yang tidak melakukannya,” katanya.
Simak cerita dalam serial Berpolitik dan Beragama, dari para politisi di Australia lainnya. Reporter politik Alexandra Beech akan menyelami keyakinan dan prinsip yang mempengaruhi politisi federal Australia. Para politisi Australia yang dibahas adalah Ed Husic, Andre Wallace, Lee Rhianon, Andrew Hastie, Andrew Broad, dan Tony Burke.
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 5/02/2017. Simak laporannya dalam Bahasa Inggris, disini.