Politisi Australia Studi Banding UU Prostitusi Ke Eropa dan Asia
Sejumlah politisi dari negara bagian ACT, Australia Barat dan Victoria akan melakukan studi banding ke Perancis, Swedia dan Korea Selatan untuk mempelajari reformasi UU prostitusi
Selain politisi, sejumlah akademisi dan perwakilan dari kelompok relawan juga akan ikut menjadi bagian dari rombongan studi banding yang bertujuan hendak mempelajari reformasi hukum prostitusi yang dikenal dengan sebutan model Nordic.
Politisi dari Partai Liberal ACT, Giulia Jones mengatakan model ini menempatkan tanggung jawab pidana pada orang-orang yang membayar untuk seks dan sebaliknya tidak mengkriminalkan pihak yang dibujuk atau diminta..
"Jadi model ini akan mengubah modus penuntutan di mana kita akan benar-benar melihat siapa yang paling bertanggungjawab atas kerugian yang biasanya didominasi oleh kalangan pria sebagai pihak pembeli seks," katanya.
Jones mengatakan kunjungan itu dipicu pada kejadian tahun 2008 dimana ada seorang pekerja seks ACT yang tewas karena overdosis.
Menurutnya sangat mustahil menjadikan prostitusi sebagai industri yang aman karena itu pekerja seks harus memiliki strategi untuk keluar dari industri tersebut.
“Jadi lebih penting bagi kita untuk menghadapi kenyataan mengenai industri ini dan tidak cuma sekedar melegalkan industri ini dan berharap semua akan baik-baik saja,” tegasnya.
Menurut Jones tujuan pemerintah adalah untuk meminimalkan prostitusi dan memperbaiki kehidupan orang yang bekerja di industri seks.
"Kita harus melihat dengan cara pandang baru, kita harus menangani industri seks dan mengupayakan cara untuk memperkecil keberadaan industri itu karena sangat berbahaya bagi wanita yang bekerja di industri seks seperti itu,” katanya lagi.
Prostitusi merupakan hal yang legal di ACT namun Jones menilai perubahan seperti dalam model Nordic tidak akan otomatis mengakhiri industri seks.
"Di negara-negara yang telah menerapakan reformasi industri seks seperti model Nordic ini, prostitusi di negara itu tidak serta merta hilang tapi dilaporkan ada penurunan sekitar 40%,” tambahnya.
Model Nordic akan mendorong prostitusi gelap
Namun pengacara sekaligus anggota partai Seks, Fiona Patten mengatakan model Nordic merupakan kemunduran bagi Australia dan malah akan mendorong prostitusi gelap.
"Pada dasarnya model ini hanya akan menjadikan industri seks sebagai industri yang ilegal kembali dan bagaimana mungkin hal itu dapat membantu para pekerja didalamnya,”
“Karena model ini akan malah mendorong praktek prostitusi gelap yang justru akan semakin membuat perempuan rentan diekspolitasi,”
Sementara itu Wayne Morgan dari Fakultas Hukum, Universitas Nasional Australia juga menilai model Nordic bisa menjadi kontraproduktif dan akan mendorong praktek prostitusi gelap.
"Industi seks tidak bisa diatur, begitu juga soal standar kesehatan dan keamanan juga mustahil diterapkan, dan para pekerja seks akan menolak mendatangi polisi atau petugas yang berwenang,” katanya.
Aliansi Scarlett yang mewakili para pekerja seks dan ketuanya Janelle Fawkes juga menolak wacana penerapan Model Nordic untuk mengatur industri seks di ACT.
Menurutnya mengkriminalkan pembeli seks tidak akan membantu para pekerja seks tapi justru akan sangat membatasi hak mereka untuk mengatur diri sendiri.
Ia menilai Australia justru memiliki solusi yang lebih baik.
"Studi banding ke luar negeri yang dilakukan politisi itu hanya buang-buang uang, padahal kita di New South Wales memiliki model aturan terbaik di dunia yang mengatur soal industri seks, ‘ protesnya.
"Dekriminalisasi yang dilakukan di NSW adalah dengan menghapuskan kewenangan polisi dalam mengatur industri seks. Ini berarti bisnis industri seks dikelola dengan cara yang sama seperti bisnis lain.
"Itu berarti bahwa ada dewan khusus yang mengatur zonasi dan kemudahan dan orang-orang memiliki hak sah yang sama dengan hubungan industrial dan perlindungan membayar pajak seperti yang lainnya."
Studi banding itu menurut rencana akan dilakukan bulan depan.