ABC

Polisi Vietnam Menyita Lebih dari 300.000 Kondom ‘Daur Ulang’

Polisi di Vietnam menyita sekitar 345.000 kondom bekas yang telah dibersihkan dan dijual kembali sebagai kondom baru.

KP Kondom

Seorang perempuan pekerja pabrik dibayar Rp2.500 per kilogram kondom yang sudah dicuci

Seorang pejabat kesehatan mengatakan kondom daur ulang menimbulkan risiko kesehatan yang ekstrem

Tidak jelas berapa banyak kondom daur ulang yang telah terjual

Rekaman yang disiarkan oleh Vietnam Television (VTV) milik pemerintah setempat memperlihatkan lusinan tas besar berisi alat kontrasepsi bekas yang tersebar di lantai sebuah gudang di provinsi selatan Binh Duong, dekat Kota Ho Chi Minh.

Polisi mengatakan tas itu memiliki berat lebih dari 360 kilogram, yang menurut VTV setara dengan 345.000 kondom.

Pemilik gudang mengatakan mereka telah menerima “pasokan bulanan kondom bekas dari orang yang tidak dikenal”, seperti yang dilaporkan surat kabar Tuoi Tre.

Seorang perempuan berusia 34 tahun yang ditahan selama penggerebekan, mengatakan kepada polisi, jika kondom-kondom bekas pertama kali direbus dalam air, kemudian dikeringkan dan dibentuk kembali pada batang kayu sebelum dikemas ulang dan dijual kembali.

VTV mengatakan tidak jelas berapa banyak kondom daur ulang yang telah terjual.

An image showing a wooden phallus shape where the condoms are restretched.
Obat profilaksis yang digunakan pertama kali kondom direbus dalam air kemudian dikeringkan dan dibentuk kembali pada lingga kayu.

AP: VTV

Perempuan yang ditahan tersebut mengaku dia menerima sekitar Rp2.500 untuk setiap kilogram kondom daur ulang yang ia produksi.

Baik dirinya maupun pemilik gudang tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Polisi Vietnam mengatakan mereka akan memeriksa pabrik tersebut dan mereka juga telah mendapat laporan dari penduduk setempat.

Polisi juga mengumumkan akan menyelidiki dan melacak orang lain yang terlibat dalam operasi tersebut.

Surat kabar milik pemerintah, Tuoi Tre, mengutip seorang pejabat kesehatan yang mengatakan kondom daur ulang menimbulkan risiko kesehatan yang ekstrem bagi penggunanya.

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News