ABC

Polisi Tangkap Pelaku Courtsiding di Australia Open

Kepolisian negara bagian Victoria telah menangkap seorang pria terkait pelanggaran taruhan olahraga yang dikenal dengan istilah "courtsiding". Penangkapan pelaku "courtsiding" ini diperkirakan adalah yang pertama di dunia.

Polisi menduga, seorang pria berusia 22 tahun dari Inggris menggunakan sebuah alat elektronik yang disembunyikan dalam pakaiannya untuk membantunya memasang taruhan atas pertandingan turnamen tennis Australia Open.
 
Courtsiding memanfaatkan perbedaan waktu beberapa detik dalam penayangan televisi. 
 
Kata polisi, taktik ini merupakan satu kecurangan lagi dalam taruhan olahraga dan penting sekali pihak berwenang Australia memberantasnya dengan segera.
 
Badan-badan integritas olahraga di luar negeri sebelumnya memperingatkan Kepolisian Victoria dan Panitia Australia Open bahwa suatu sindikat taruhan asing mungkin menargetkan turnamen Australia Open tahun ini di Melbourne.
 
CCTV dimonitor dengan cermat dan di antara para fans ditemukan seorang pria 22 tahun dari Inggris yang katanya kedapatan melakukan apa yang dikenal sebagai "courtsiding".
 
Deputi Komisioner Kepolisian Victoria, Graham Ashton, menjelaskan, courtsiding adalah ketika seseorang dapat memasang taruhan dari sisi lapangan dengan menekan tombol di sebuah alat elektronik kecil yang kemudian mengirim signal kepada seorang di lokasi lain.
 
Pelaku memasang taruhan atas bagian tertentu dari sebuah event olahraga, misalnya pada saat pemain melakukan servis. Taruhan itu dipasang sebelum agen-agen taruhan resmi tutup.
 
Ashton mengatakan, courtsiding sulit diidentifikasi karena seringkali orang-orang ini menggunakan alat yang sangat kecil yang disembunyikan di dalam pakaian mereka, kadang dalam kantong khusus yang dijahitkan ke pakaian.
 
"Jadi benda itu begitu tersembunyi dan mereka hanya tinggal menekan tombol dibawah pakaian mereka," katanya.
 
Ashton mengatakan, courtsiding sudah ada beberapa tahun ini dan terjadi di pertandingan-pertandingan sepakbola, cricket dan tenis di luar negeri, tapi menurutnya belum pernah ada pelaku yang tertangkap di seluruh dunia.
 
Dikatakannya, pelakunya sulit ditangkap karena cepatnya komunikasi dan cepatnya teknologi, tapi courtsiding masih sangat aktif. Dan ia menduga, misalnya dari pertukaran informasi intelijen di Selanda Baru, courtsiding terjadi baru-baru ini di New Zealand Open.
 
Graham Ashton mengatakan, seorang didapati melakukan courtsiding pada Australian Open tahun lalu, tapi tidak dapat dikenai dakwaan pelanggaran taruhan olahraga karena Victoria waktu itu belum memiliki undang-undangnya. Baru April lalu Victoria mengeluarkan UU integritas olahraga.
 
Dilihat dari trend di luar negeri, courtsiding hanya satu tingkat kejahatannya di bawah jenis korupsi olahraga dengan mengontak para pemain. Maka polisi berpendapat, courtsiding adalah sesuatu yang harus ditangani serius, itulah mengapa Victoria menanganinya dengan UU.
 
Polisi pun menerapkan sikap sangat tegas guna memastikan, trend di luar negeri dalam korupsi olahraga tidak masuk ke Australia.