ABC

Polisi Selidiki Kehidupan Jessica Wongso di Australia

Menurut ahli hipnotis forensik dalam penyelidikan Polisi Indonesia, penduduk tetap Australia yang dituduh meracuni temannya -Jessica Wongso -di sebuah kafe di Jakarta, diduga melakukan hal itu karena cemburu. 

Ahli hipnotis Kirdi Putra telah mewawancarai Jessica Wongso dan tokoh-tokoh kunci lainnya dalam kasus pembunuhan yang telah menarik perhatian warga Indonesia tersebut.

Jessica dituduh membunuh temannya- Mirna Salihin, 27 tahun -yang ia pertama kenal di ‘Billy Blue College of Design’ Sydney, dengan menuangkan sianida ke dalam es kopi Vietnam di sebuah kafe populer Jakarta.

Menurut Kirdi, hubungan mereka kemudian merenggang dan tak bertemu satu sama lain selama minimal lima tahun.

Pada waktu itu, beberapa teman Jessica menjadi lebih dekat dengan Mirna, dan akhir tahun lalu Mirna menikah di Bali.

Jessica tak hadir dalam pernikahan tersebut.

"Sebuah motif yang mungkin semacam kecemburuan dan dendam. Pertama, teman-temannya diambil, kedua, Mirna menjalani kehidupan yang lebih baik daripada Jessica -itu bisa menjadi motif," jelas Kirdi.

Ia juga telah memeriksa pesan instan yang dikirim antara kedua perempuan itu dan mewawancarai teman-teman keduanya dan serta suami Mirna.

Kirdi mengatakan, tak ada bukti yang mendukung spekulasi yang beredar di Indonesia bahwa kedua perempuan itu adalah sepasang kekasih.

Jessica tampak tenang

Kirdi telah melihat rekaman CCTV kejadian di kafe dan mengatakan, Jessica berperilaku aneh sebelum dan sesudah Mirna jatuh sakit.

Rekaman itu menunjukkan bahwa Jessica memesan tiga minuman dan kemudian meninggalkan kafe untuk pergi ke toko terdekat.

Ia membeli tiga item dari toko itu dan kembali ke kafe dengan tiga kantong terpisah.

Ia meletakkan tas di atas meja – menutupi minuman dari pandangan – dan beberapa menit kemudian meletakkan tas di lantai, sebelum Mirna dan teman lainnya tiba.

Kirdi mengatakan, ini bisa menjadi momen ketika sianida ditambahkan ke kopi.

Jessica meminum satu tegukan dari kopinya kemudian bereaksi dengan terkejut dan berkata, "Ini nggak enak".

Dalam hitungan detik, ia terjatuh di kursinya, menderita sakit parah.

Kirdi menceritakan, Jessica terus berperilaku aneh; berjalan dengan tenang dan perlahan-lahan ke meja kafe untuk mendapatkan segelas air untuk temannya yang sekarat, dan kemudian menghapus data ponsel dan membuang celana yang ia pakai ke kafe.

Sang ahli hipnotis forensik juga mengatakan bahwa sebelum kematian Jessica, hal yang relatif mudah untuk mendapatkan sianida di Indonesia.

Sianida digunakan sebagai cara mudah untuk menangkap ikan; sejumlah kecil sianida yang ditaruh di kolam atau air yang mengalir akan melemaskan ikan dan membuat mereka mengambang ke permukaan.

"Warga desa menggunakan sianida untuk memberi racun ke air," kata Kirdi.

Namun Kirdi juga menyebut, tak ada bukti fisik yang kuat terhadap Jessica.

‘Kami tak ingin Jessica mati’

Polisi Indonesia telah menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki kehidupan Jessica di Australia.

"Kami juga ingin tahu apakah sianida itu dari Indonesia atau Australia, jadi kami pergi ke sana," kata juru bicara Polda Metro Jaya, Mohammad Iqbal.

Polisi Federal Australia membantu kasus ini setelah Indonesia berjanji tak akan menjatuhkan hukuman mati.

Polisi Australia juga telah membantu menjernihkan gambar CCTV.

Ayah Mirna mengatakan, keluarga bisa melobi pengadilan untuk menjatuhkan hukuman mati tetapi mereka mungkin tak akan melakukannya.

"Saya tak ingin Jessica mati. Ia masih muda dan kami memiliki belas kasihan padanya. Apa yang saya inginkan adalah pengakuan jujur yang benar, apa yang Mirna lakukan padanya, mengapa Jessica membunuhnya?," tuturnya.

Ia melanjutkan, "Ini akan membuat kami merasa lebih baik dalam keluarga."