ABC

Polisi NSW Perketat Pengawasan di Kasir ‘Self-Service’

Polisi New South Wales (NSW) akan mengawasi layanan kasir mandiri (self-service) di supermarket secara ketat. Petugas polisi tanpa seragam akan mengawasi konsumen.

Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Murray Chapman mengatakan, polisi akan menjalankan serangkaian operasi rahasia yang melibatkan kamera CCTV, polisi setempat dan petugas pencegahan berpakaian sipil.

Ia mengingatkan, warga yang melakukan pelanggaran semacam ini adalah bentuk kejahatan, tak peduli seberapa kecil nilai barang yang dicuri.

Bahkan jika itu hanya satu buah alpukat dan anda pikir anda hanya menghemat 2 dolar (atau setara Rp 20.000), tetap saja itu pengutilan,” kata AKBP Chapman.

Polisi tak menjelaskan metode pencurian yang akan dituntut, apakah tindakan sengaja tak memindai barang atau memindai barang dengan harga yang lebih murah.

Jumlah pencurian di kasir ‘self-service’ cukup tinggi

Juru bicara supermarket ‘Coles’, Martine Alpins, mengatakan, pihaknya  telah mengalami tindak pengutilan dengan jumlah “cukup tinggi” di loket kasir ‘self-service’.

Dia mengatakan dari 6.743 penangkapan kasus pengutilan di New South Wales sejak Januari, 2697 di antaranya berasal dari kasir ‘self-service’.

AKBP Chapman mengatakan, tahun lalu saja ada 11.000 kasus hukum yang berkaitan dengan pengutilan di NSW, tetapi tidak menjelaskan apakah jumlah pencurian itu meningkat secara khusus karena tersedianya layanan kasir ‘self-service’.

“Anda sangat rentan tertangkap karena melakukan jenis pelanggaran ini tidak peduli seberapa kecil harga barangnya,” katanya.

“Kami akan menyasar, mengidentifikasi dan menuntut para pengutil.

“Anda tidak akan melihat petugas pencegahan berjaga di banyak pusat perbelanjaan dan Anda tidak akan melihat kehadiran polisi.”

Petugas selalu berjaga

James ,yang memilih tidak memberikan nama lengkapnya, mengaku, dia pernah tertangkap karena mengutil di layanan kasir ‘self-service’.

Loket kasir swalayan
Polisi mengatakan loket kasir swalayan menjadi sasaran para pengutil.

ABC News: Raveen Hunjan

 “Saya menyadari masih ada satu bungkus baterai didalam keranjang belanja saya, jadi pada dasarnya saya langsung memasukkannya ke dalam kantung belanjaan dan berpikir, ‘ah biar saja, saya tidak akan ketahuan mengambil barang ini,” tuturnya.

“Ternyata seorang petugas penjaga memperhatikan saya sepanjang waktu,”

Sejak saat itu, James tidak berniat untuk mengutil lagi.

“Saya kira sekarang ini saya lebih terhormat,” katanya.

Biaya pencurian dibebankan ke konsumen

Kepala Eksekutif Asosiasi Ritel Nasional, Dominique Lamb, mengatakan, biaya pencurian yang ditanggung industri ritel Australia mencapai 4,5 miliar dolar (atau setara Rp 45 triliun) setiap tahunnya, atau sekitar 2,2 persen dari omset ritel tahunan.

Lamb mengatakan pelanggan akhirnya menanggung biaya pencurian itu dan itu bisa menyebabkan pengurangan pekerjaan di industri ritel.

“Biaya ini akan dibebankan kepada konsumen,” katanya.

“Kondisi seperti ini pada akhirnya akan berdampak ke pendapatan bersih dan kami tampaknya akan mengurangi karyawan sebagai akibatnya.”

Kawanan 50 pencuri

Lamb mengatakan, beberapa pencurian di toko bahkan dilakukan oleh 50 orang yang terkoordinasi.

“Lebih penting lagi, pencurian itu pasti berhubungan dengan rantai kejahatan terorganisir,” tambahnya.

Juru bicara ‘Coles’, Martine Alphins mengatakan supermarket-nya menangkap lebih dari 22 ribu orang yang mengutil di seluruh Australia dan kurang dari setengahnya mencuri dari loket kasir ‘self-service’.

“Kami ingin mengatakan kepada masyarakat , mencuri tetap saja mencuri. Tidak peduli bagaimana anda melakukannya, pencuri tetap saja pencuri,” katanya.

Meski terjadi banyak pencurian, namun Lambs mengaku supermarket Coles mengalami peningkatan penjualan sejak diterapkannya loket kasir ‘self-service’.

Awal tahun ini, riset menunjukan munculnya loket kasir ‘self-service’ malah memicu lebih banyak orang untuk mencuri.

Diterjemahkan pada pukul 16:15 WIB, 6/10/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.