ABC

Polisi Melbourne Dianggap Tepat Tembak Remaja Yang Akses Situs Radikal

Seorang petugas koroner [pemeriksa sebab kematian] mengungkap, polisi di Melbourne telah bertindak dengan tepat saat ia menembak dan membunuh remaja bernama Numan Haider ketika sang remaja menyerangnya dan polisi lain dengan pisau, di luar sebuah stasiun di pinggiran kota.

Petugas koroner, John Olle, tak membuat kritik terhadap polisi itu, dalam laporan yang diserahkan hampir dua tahun setelah Haider terbunuh di luar kantor polisi Endeavour Hills, di tenggara Melbourne, pada bulan September 2014.

Haider ditembak saat ia menggunakan pisau untuk menyerang petugas, yang telah memintanya datang ke kantor polisi untuk mendiskusikan apa yang diyakini polisi sebagai eskalasi perilaku radikalnya.

Olle tak menemukan “dasar yang masuk akal untuk mengkritik” petugas polisi yang ingin bertemu dengan anak berusia 18 tahun, termasuk setelah ia mengirim pernyataan ekstrimis di media sosial.

“Dalam informasi yang tersedia, tak ada dasar yang masuk akal untuk percaya bahwa Numan bermaksud untuk melakukan serangan sberenjata [selama pertemuan itu],” kata Olle.

“[Di luar kantor polisi] Numan tak menunjukkan tanda-tanda bahaya yang akan terjadi, ia tak menunjukkan tingkat agitasi, tak ada perubahan posisi tubuh, tak ada sikap defensif, tak ada indikator verbal.”

"Telah ditetapkan bahwa kematian Numan tak dapat dicegah selain mengorbankan nyawa seorang polisi sejak ia mengeluarkan pisau dan menikam petugas."

Olle mengatakan, petugas hanya memiliki waktu singkat untuk bereaksi terhadap serangan tersebut, yang berlangsung kurang dari satu menit di tempat yang kurang terang.

Ia mengatakan, kedatangan awal Haider di stasiun membuat petugas tak mengambil posisi di luar.

“Mengingat keganasan dan kecepatan serangan itu, petugas pendukung kemungkinan tak akan mengubah hasilnya,” sebut Olle.

Temuan Olle itu mendukung bukti sebelumnya yang diberikan oleh seorang petugas polisi senior di negara bagian Victoria, yang mengatakan bahwa pertemuan tersebut tidak akan terjadi jika intelijen tentang ancaman spesifik terhadap polisi telah diinformasikan.

Seminggu sebelum serangan tersebut, polisi sempat memergoki Haider melambaikan bendera Shahada, yang sering disalahgunakan oleh kelompok ekstremis Muslim, di sebuah pusat perbelanjaan Dandenong, Victoria.

Sebelum kematiannya, Haider mengakses situs yang berisi ideologi radikalisme Islam.
Sebelum kematiannya, Haider mengakses situs yang berisi ideologi radikalisme Islam.

Facebook

Haider mengatakan kepada petugas pada hari itu bahwa ia “tidak akan meledakkan pusat perbelanjaan sekarang”, namun mengaku bahwa ia marah terhadap penggrebekan terorisme baru-baru ini di Sydney dan Brisbane.

Setelah kejadian tersebut, Haider mengatakan kepada seorang teman, “Jika saya memiliki pisau, saya akan menikam mereka”, merujuk pada polisi

Olle mengatakan, petugas yang bertemu dengan Haider di luar stasiun Endeavour Hills tidak diberi tahu tentang komentar tersebut.

“Informasi itu mungkin telah mengubah cara polisi mendekati Numan dan mungkin mengabaikan pendekatan yang direncanakan,” kata Olle.

Pengadilan mengungkap bahwa, sebelum kematiannya, Haider telah mengakses situs-situs yang berisi “ideologi Islam radikal” yang menunjukkan eksekusi dan pemancungan, dan berisi propaganda perekrutan.

Olle mengatakan bahwa Haider telah mengakses materi di teleponnya dengan petunjuk grafis dari kelompok ISIS tentang bagaimana membunuh dan melukai orang.

Haider juga mengunjungi Pusat Islam Al Furqan pada bulan-bulan sebelum serangan tersebut, yang dalam sidang sebelumnya disebut terkait dengan ekstremisme.

"Saya menerima bahwa bukti tersebut sangat mengindikasikan bahwa selama hari-hari sebelum kematiannya, Numan banyak berpikir untuk melakukan serangan, meskipun pilihannya adalah respons oportunistik," kata Olle.

Olle merekomendasikan pembentukan jaringan layanan sosial baru, yang bisa dengan cepat merespons orang-orang yang dianggap berisiko melakukan serangan teroris.

Petugas koroner itu juga memuji keluarga Haider atas kerjasama mereka selama proses berlangsung.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterbitkan: 17:15 WIB 31/07/2017 oleh Nurina Savitri.