ABC

Polisi Akan Ungkap Dokumen Sensitif ke Keluarga Korban Pengepungan Sydney

Kepolisian New South Wales telah sepakat untuk mengungkap dokumen sensitif ke keluarga 2 korban tewas dari pengepungan Lindt Cafe Sydney, meski ada kekhawatiran tentang resiko terhadap keamanan nasional.

Pengacara untuk Komisaris Polisi Andrew Scipione berusaha untuk membatasi beberapa materi dalam pemeriksaan lanjutan yang kembali digelar.

Meski demikian, mereka telah setuju untuk mengungkap ringkasan rencana Tindakan Darurat dan Tindakan Terkoordinir polisi kepada keluarga korban pengepungan, yakni Katrina Dawson dan Tori Johnson.

Tori, manajer kafe, ditembak di bagian belakang kepalanya setelah dipaksa untuk berlutut oleh pria bersenjata bernama Man Haron Monis di saat-saat akhir pengepungan pada Desember 2014.

Katrina meninggal setelah ia terkena fragmen peluru polisi atau peluru yang memantul dari permukaan keras.

Monis sang pelaku juga ikut tewas.

Pengacara Phillip Boulten mengatakan, keluarga Katrina memahami kebutuhan untuk tidak membahayakan keamanan nasional dengan terungkapnya informasi polisi yang sensitif.

"Klien kami sangat masuk akal, tapi mereka masih ingin tahu sebanyak yang mereka bisa ketahui tentang tindakan yang dieksekusi dan diambil pada malam pengepungan itu," katanya kepada pemeriksaan pada (29/1).

Sentimen itu juga disampaikan oleh pengacara keluarga Tori, Gabrielle Bashir.

"Klien kami juga ingin tahu tentang rencana yang tak dieksekusi pada malam itu, tapi masih direncanakan," katanya.

Seorang pengacara yang mewakili Komisaris Polisi mengatakan, dokumen-dokumen itu sangat penting.

"Mereka menyentuh isu-isu keamanan nasional dan keselamatan publik," kata Robin Bhalla.

Pemeriksaan itu mengungkap, dokumen tersebut akan perlu ditangani oleh Pengadilan Koroner, dengan keamanan tambahan.

"Cara biasa yakni penguncian file pengadilan setelah pemeriksaan tak akan cukup," sebut Robin.

Pengacara Philip mengatakan, ia berhak untuk mencari akses lebih lanjut, tergantung pada isi ringkasan.

Lima petugas polisi senior dari Inggris telah terlibat untuk mempersiapkan kajian tentang respon penegak hukum terhadap pengepungan itu dan bagaimana hal itu berhasil.

Laporan mereka diharapkan akan selesai dan diserahkan sebelum babak selanjutnya dari sidang pemeriksaan, yang dijadwalkan mulai pada 21 Maret.