ABC

PM Tony Abbott Tiba di Batam

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, telah mendarat di Batam, tempat dimana ia akan bertatap muka dengan Presiden SBY untuk pertama kalinya dalam 6 bulan terakhir.

Tony Abbott meninggalkan Canberra 4 Juni pagi hari waktu setempat, meski sempat tertunda karena adanya masalah teknis pada pesawat.

PM Abbott mencoba untuk memperbaiki hubungan diplomatik dengan Indonesia, yang memburuk setelah adanya skandal spionase dan kebijakan pencari suaka yang diterapkan Australia.

Ia akan berbicara dengan Presiden SBY Rabu malam waktu Indonesia barat sebelum acara makan malam kenegaraan.

“Saya sangat senang berada di sini. Presiden Yudhoyono adalah sosok Presiden yang luar biasa dan ia telah menjadi sahabat bagi Australia. Saya pikir kedatangan ini sudah seyogyanya dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat saya dan membangun sebuah hubungan. Tentu saja hubungan ini adalah hubungan yang baik, selalu baik. Memang ada masa pasang surut, tapi mari kita lakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa kita berada di jalur yang benar,” jelas PM Abbott.

Pertemuan kedua Kepala Negara ini bertujuan untuk mengakhiri hubungan diplomatik yang terhambat karena adanya kebocoran data intelijen pada November tahun lalu, yang menunjukkan tindakan penyadapan yang dilakukan Australia terhadap telepon Presiden Indonesia beserta kerabat dekatnya.

Dalam pernyataan resminya, Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan optimisme bahwa “Hubungan bilateral antara kedua negara- yang telah dibangun dengan kerangka kerjasama komperehensif –dapat dioptimalisasi dengan kondisi dimana kedua negara membangun kembali kepercayaan dan keyakinan, yang berdasar etika.”

Penegakkan etika adalah syarat yang diminta SBY ketika menghadapi ketegangan akibat skandal penyadapan tahun lalu.

Doktrin baru ini merumuskan sejumlah protokol yang mengatur operasi keamanan dan intelijen, yang dilakukan secara gabungan atau bahkan berlawanan satu sama lainnya.

Hingga kode etik tersebut mencapai tahap final, beberapa patroli laut gabungan dan operasi intelijen gabungan terpaksa terus ditunda.

Terlepas dari protokol intelijen dan keamanan, pertemuan Abbott dan SBY juga akan membahas beberapa isu kawasan, kemungkinan besar menyangkut kebijakan suaka Australia dan kebijakan luar negeri China di wilayah barat daya Pasifik.

Setelah pertemuannya dengan SBY, PM Abbott akan bertolak ke Perancis, Kanada dan Amerika Serikat sebagai rangkaian kunjungan 10 hari.