ABC

PM Malaysia Pastikan Serpihan Sayap Pesawat di Pulau La Reunion Milik MH370

Otoritas Malaysia menyatakan bagian sayap pesawat yang tersapu arus ke Pulau La Reunion di Samudea Hindia berasal dari Pesawat MH370.

Konfirmasi ini disampaikan Perdana Menteri Malaysia Nadjib Razak di Laboratorium Militerdi Toulouse, Perancis usai memeriksa baguian sayap atau flaperon yang tersapu ke Pulau La Reunion di Timur Madagaskar, pekan lalu.
 
"Hari ini, merupakan hari ke 515 sejak pesawat MH370 menghilang, dengan berat hati saya harus mengatakan kepada Anda kalau kesimpulan dari tim pakar internasional telah mengkonfirmasi kalau serpihan pesawat itu memang merupakan bagian dari pesawat MH370," Kata PM Najib.
 
"Kami saat ini telah memiliki bukti fisik kalay sebagai mana saya sampaikan pada tanggal 24 Maret tahun lalu bahwa penerbangan pesawat MH370 secara tragis telah berakhir di Samudera Hindia  Selatan,”
 
Tidak berapa lama setelah PM Nadjib menyampaikan pengumuman ini, penyelidik dari Perancis mengatakan ‘ada kemungkinan besar’ kalau serpihan pesawat itu memang berasal dari MH370 namun temuan ini masih perlu dikonfirmasikan.
 
Wakil Penyelidik di Paris, Serge Mackowiak mengatakan bagian dari koper juga ditemukan di Pulau La Reunion dan akan menjadi subjek penelitian forensic oleh Kepolisian Perancis dalam waktu singkat.
 
Juru bicara Wakil Perdana Menteri Warren Truss mengatakan Pemerintah Australia telah menyimpulkan kalay ada kemungkinan besar kalau serpihan pesawat yang ditemukan di Pulau La Reunion memang berasal dari pesawat MH370.
 
Flaperon yang ditemukan di pulau itu, dipastikan merupakan bagian dari sayap pesawat Boeing 777. Serpihan ini dianalisis oleh pakar di Laboratorium di Toulouse, Perancis dan disaksikan oleh perwakilan dari Perancis, Malaysia, China dan Amerika.
 
Serpihan ini ditemukan Rabu pekan lalu di Pulau La Reunion, sebuah pulau vulkanin yang dihuni oleh 850.000 dan merupakan bagian dari Perancis, yang terletak di Samudera Hindia dekat Madagascar.
 
Pengumuman secara luas yang ditunggu-tunggu dari PM Malaysia Nadjib Razak ini mengakhiri penantian panjang yang menyakitkan dari keluarga dan kerabat ke-239 penumpang dan awak MH370 yang menuntut bukti nyata dari apa yang terjadi pada orang-orang yang mereka cintai di pesawat tersebut.
 
Meski demikian keluarga terdekat korban, peneliti, dan industri penerbangan masih memiliki tanda tanya tentang apa yang menyebabkan pesawat Malaysia Airlines Boeing 777 secara mendadak mengalihkan arah penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada tanggal 8 Maret 2014.
 
Najib tidak memberikan indikasi dari hasil analisis puing pesawat yang ditemukan apakah terdapat petunjuk mengenai penyebab hilangnya pesawat tersebut.
 
"Saya ingin meyakinkan semua yang terkena dampak dari tragedi ini bahwa Pemerintah Malaysia berkomitmen untuk melakukan segala sesuatu dalam batas kemampuan kami untuk mengetahui kebenaran dari apa yang terjadi," katanya.
 
"Hilangnya MH370 menandai kita sebagai bangsa. Kami dan Anda, turut berduka sebagai bangsa."
 
Maskapai MH370 mengaku penemuan ini sebagai "terobosan besar bagi kita dalam menyelesaikan kasus hilangnya MH370".
 
"Kami berharap akan ada lebih banyak objek yang ditemukan yang akan dapat membantu memecahkan misteri ini," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan segera setelah Najib telah berbicara.
 
Pemerintah Malaysia meminta pihak berwenang lain di daerah untuk memulai pencarian di wilayah pantai untuk menemukan potongan lain dari puing-puing pesawat yang diharapkan telah tersapu ombak ke pesisir pantai.
 
 Sementara itu sejumlah kerabat korban mengatakan konfirmasi kalau pesawat ini sudah tenggelam tidak cukup. Mereka tetap menuntut jawaban atas apa yang menyebabkan pesawat itu mengalami menghilang.
 
Banyak dari keluarga korban dan kerabat mengaku masih menyimpan marah dan kecewa terhadap Pemerintah Malaysia.
 
"Saya sekarang ingin mengetahui dimana bagian utama dari pesawat berada sehingga kita dapat mengeluarkan jasad penumpang dan mengambil kotak hitamnya dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi,” kata Jacquita Gonzales, isteri dari kepala pramugara Patrick Gomes.
 
"Hanya temuan lengkap seperti itu yang dapat memberikan kesimpulan nyata dan pasti bagi saya,” tegasnya.
 
Lee Khim Fatt, yang isterinya Foong Wai Yueng juga merupakan awak pesawat mengatakan "Saya masih belum puas. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab”.
 
"Hingga hari ini kita belum mendapat jawaban, jangan hanya tunjukan kepada kami flaperon itu, tunjukan bukti yang lebih banyak, jawab pertanyaan kami,”
 
Banyak keluarga dan kerabat korban menuduh otoritas Malaysia  dan maskapai Malaysia Airline lambat memberikan respon terhadap bencana ini, dan menutup-nutupi kemungkinan yang terjadi serta tidak sensitive dalam merespon keluarga korban.